Mohon tunggu...
Afifah nursalsadiba
Afifah nursalsadiba Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan dari UIN Datokarama Palu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Ekonomi Syariah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Life Balanced 🍭 ig: @afifahnursalsa_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sibling Rivalry yang Sangat Meresahkan

19 April 2021   08:19 Diperbarui: 19 April 2021   08:21 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto wikihow.com

Setiap orangtua pastinya menginginkan anak-anaknya untuk selaku rukun bukan? Nggak ada tuh orangtua yang ingin lihat anak-anaknya bertengkar. Namun, anak-anak seringkali bertengkar karena berbagai sebab. Hal itu disebut Sibling Rivalry. Frenn.. kalian pernah dengar dan mengenal apa itu Sibling Rivalry?

Sibling rivalry diartikan sebagai kompetisi antar saudara kandung, baik antar saudara kandung yang berjenis kelamin sama ataupun berbeda. Kompetisi ini diwarnai oleh rasa iri, cemburu, dan persaingan. Bersaing untuk mendapatkan sesuatu, seperti perhatian ibu, mainan baru, dan lain-lain. Bersaing bisa pula untuk membuktikan sesuatu, seperti menjadi yang paling berprestasi, paling disayang orangtua dan paling banyak teman.

Nah, persaingan antar saudara kandung ini dapat terlihat sejak ibu mengandung anak kedua. Beberapa anak pertama akan menunjukkan sikap senang dengan calon adik baru, namun beberapa mulai menunjukkan sikap makin rewel, menolak berpisah dengan ibu, dan lain-lain. Setelah anak kedua lahir, anak pertama melihat kasih sayang dan perhatian orangtua tercurah pada anggota baru di keluarga

Ia tidak lagi menjadi paling istimewa dan berkuasa. Ia kini harus berbagi dengan adiknya. Waktu bermainnya dengan ayah dan ibu berkurang, barang-barang lamanya digunakan oleh adik 'baru' ini, keinginannya tidak lagi paling diutamakan. Ini dapat memunculkan persaingan dengan adiknya tersebut demi mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtua.

Frekuensi dan beratnya perselisihan tergantung pada perbedaan usia, kepribadian anak dan cara orangtua menghadapi hal tersebut. Anak yang lebih muda umumnya lebih kompetitif; hal ini akan berkurang saat anak bertambah usia. Anak dengan jarak usia yang dekat juga memiliki risiko lebih besar untuk berselisih. 

Frenn..hal ini sering membuat orang tua menjadi pusing, bukan? Nah, artikel ini merangkum berbagai tips yang bisa diterapkan  para orang tua dirumah untuk mengatasi Sibling Rivalry.

Jangan Menyaksikan Pertengkaran Mereka

Para orangtua sebaiknya tidak perlu untuk menjadi penonton saat anak-anak sedang bertengkar.  Ini bertujuan agar mereka tidak semakin mencari-cari perhatian dari Mama dan Papa. 

Semakin orang tua menyaksikannya, maka semakin lama pula pertengkaran mereka berlangsung. Jika yakin pertengkaran itu tak berbahaya, maka dapat meninggalkan ruangan dan membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa pembelaan dari Mama atau Papa pada salah satu pihak. Hmm, anak-anak suka pada caper (cari perhatian) kan yah.

Menjadi Penengah Yang Baik

Ketika kakak dan adik bertengkar, sebaiknya amati terlebih dulu pertengkaran mereka. Ketika telah menemukan permasalahannya, maka orang tua dapat memberikan solusi yang terbaik bagi mereka. 

Tapi, ada aturan untuk menyampaikan solusi ini. Pertama berikan solusi ketika anak meminta, kedua berikan solusi ketika pertengkaran sudah ke arah bahaya, misalnya ketika salah satu anak melakukan kekerasan fisik seperti ketika kakak sedang bermain boneka, sedangkan adik juga menginginkan benda yang sama, maka dapat memberikan waktu pada mereka untuk bergantian menggunakan mainan tersebut.

Ajarkan Mereka Bernegosiasi

Saat usia anak semakin bertambah, maka orang tua perlu mengajarkan kakak dan adik untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Ajarkan mereka bagaimana caranya berdamai dan menemukan win-win solution. Dalam hal ini, orang tua dapat berperan sebagai penengah saat mereka sedang bernegosiasi.

Mengalihkan Perhatian Mereka

Ketika sedang bertengkar, orang tua dapat mengalihkan perhatian mereka dengan meminta bantuan untuk mengerjakan hal lain. 

Dengan begitu, pasti mereka akan lupa pada pertengkaran yang mereka lakukan sebelumnya. Contoh, misalnya Mama bisa ajak mereka untuk membereskan tempat tidur, menyiram tanaman, berkebun dan lain-lain.

Stop Membela Salah Satu Dari Mereka

Setiap anak pasti memiliki alasan mengapa mereka melakukan suatu perbuatan. Maka dari itu, ajaklah mereka untuk berdiskusi agar mengetahui alasan dibalik pertengkaran yang terjadi. 

Jadi, jika terjadi pertengkaran berkelanjutan dari kakak dan adik, maka lihatlah dari kedua sisi, jangan selalu membela sang Adik hanya karena ia lebih muda. 

Damaikanlah mereka dengan memberi pengertian bahwa saudara itu harus saling menyayangi dan rukun. Jelaskan juga bahwa Mama dan Papa sangat bahagia jika mereka rukun.

Berikan Kegiatan Yang Dapat Meningkatkan Kerja Sama Mereka

Saat mereka sudah berhasil menyelesaikan permasalahannya, ajarakan pada mereka untuk bekerja sama. Bukan hanya saat mereka selesai dalam permasalahannya, orang tua juga dapat menanamkan sikap saling bekerja sama disetiap kegiatan mereka. 

Misalnya, Mama bisa menyuruh si Kakak untuk mencuci piring, sedangkan si Adik yang membasuh piring hingga kering. Dengan begini mereka bisa menjadi kompak, bukan?

Buat Peraturan Yang Tegas

Bila perlu, buatlah peraturan untuk mereka. Agar lebih tegas lagi, buatlah peraturan tertulis. Isi peraturan tersebut adalah tentang larangan bertengkar berikut sanksinya jika peraturan itu dilanggar. 

Buatlah sanksi yang positif dan mendidik. Misalnya, menyuruh mereka membersihkan pekarangan rumah, pemotongan uang saku dan lain-lain. Peraturan ini dibuat agar mereka mengingatnya saat mereka bertengkar. Jika mereka bisa memenuhi aturan tersebut maka pujilah mereka. Sehingga mereka merasa dihargai.

Frenn.. Itulah berbagai tips yang dapat orang tua lakukan ketika anak-anak sering bertengkar. Jangan sampai dibiarkan terus menerus yah, karena hal tersebut dapat menimbulkan perselisihan di antara mereka hingga dewasa. Sebab, 

Sibling rivalry yang berlebihan dan melibatkan perilaku agresif seperti berteriak terus-menerus, melempar barang, menyakiti secara fisik, atau menghina secara berlebihan memerlukan penanganan oleh dokter ahli. 

Sibling rivalry yang tidak diatasi dengan baik dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan kemarahan pada saat dewasa.

Gimana, artikel kali ini? Semoga bermanfaat yah :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun