Mohon tunggu...
Afifah nursalsadiba
Afifah nursalsadiba Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan dari UIN Datokarama Palu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Ekonomi Syariah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Life Balanced 🍭 ig: @afifahnursalsa_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resolusi Baru Mahasiswa Generasi 4.0 sebagai Agent of Change, Agent of Control, dan Iron Stock

26 November 2020   12:00 Diperbarui: 26 November 2020   12:10 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak 2011 kita telah memasuki Industri 4.0 yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi dan batas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Lalu, pada tahun 2018 pemerintah sendiri telah memperkenalkan program Making Indonesia 4.0 dan mematok target menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Saat ini, hadirnya beberapa start up seperti Grab, Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan lain-lain yang memberikan masyarakat kemudahan dalam memesan transportasi ataupun berbelanja hanya dalam satu genggaman smartphone merupakan bukti era  industri 4.0 di Indonesia.

Kemunculan pandemi covid-19 di tahun 2020 memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Mulai dari dampak negatif maupun dampak postif. Tahukah kalian, pandemi covid-19 semakin memepercepat Revolusi Industri 4.0 terutama dalam hal digitalisasi berbagai aspek kehidupan mulai dari sistem pendidikan, perekonomian sampai ketenagakerjaan di Indonesia.

Adanya covid-19 yang mengharuskan kita untuk melakukan segala aktivitas dari rumah membuat teknologi digital menjadi solusinya. Mulai dari sistem pendidikan yang diberlakukan bagi pelajar ataupun mahasiswa untuk menggunakan sistem dalam jaringan (daring) atau sistem online dengan menggunakan platform belajar yang ada, ini merupakan bentuk dari implementasi konsep edukasi 4.0.

Begitu pula dalam hal pekerjaan, dimana baik pekerja swasta ataupun negeri menggunakan teknologi untuk bekerja dari rumah dan mayoritas dari mereka sudah menginstall aplikasi web/tele conference untuk mengadakan rapat secara virtual. Dalam hal memelihara kesehatan, masyarakat menjadi was-was untuk datang ke rumah sakit sehingga mereka memanfaatkan aplikasi kesehatan yang ada ataupun berkonsultasi secara virtual dengan dokter. Ibu-ibu yang berbelanja kebutuhan sehari-hari juga bisa memanfaatkan aplikasi digital yang ada saat ini. Aktivitas kemanusiaan juga masih bisa dilakukan yang sebelumnya turun ke tempat umum untuk penggalangan dana jika terjadi bencana atau musibah, sekarang aktivitas sosial tersebut diubah kedalam aktivitas sosial berbasis digital atau virtual. Lebih bombastisnya lagi, aktivitas berbasis digital ini menyasar ke berbagai lapisan masyarakat.

Sebagai pemuda intelektual dan bagian masyarakat, mahasiswa seakan mengemban tanggung jawab besar dipundaknya, ide dan pemikiran cerdas mahasiswa sangat diperlukan untuk mewujudkan perubahan bangsa terlebih lagi dalam menghadapi industri 4.0 saat ini. Oleh karena itu, dibutuhkan resolusi baru mahasiswa generasi 4.0 apalagi sebagai Agent of Change, Agent of Control dan Iron Stock.

Mari kita bahas terlebih dahulu tentang aksi pergerakan mahasiswa sebagai bagian dari agent of change dan agent of control. Perlu kita ketahui aksi pergerakan mahasiswa saat ini masi identik dengan turun kejalan/demonstrasi, ini bukti bahwa mahasiswa sebagai penyambung lidah masyarakat untuk menegakkan kebenaran disaat penguasa melakukan kezaliman. Aksi ini tidak boleh diremehkan dan dikesampingkan begitu saja, sebab sikap kritis mahasiswa merupakan sebuah perubahan besar  yang membuat pemimpin tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas.

Untuk itu kita sebagai mahasiswa generasi 4.0 harus meningkatkan kualitas dan kuantitas dari aksi tersebut dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi yang ada untuk membuat pergerakan mahasiswa lebih tertata, kreatif dan menarik. Kemudahan dalam mengakses informasi dan berita terhadap perkembangan situasi bangsa terkini bisa kita maanfaatkan untuk menyaring dan tidak terjebak informasi yang palsu/hoax.

Di era revolusi industri 4.0 dan bagian dari generasi 4.0 membuat mahasiswa lebih mudah membuat strategi penyebarluasan isu-isu sentral ke masyarakat. Penggunaan teknologi dan informasi yang semakin maju membuat mahasiswa mudah bergerak dan lebih cepat dalam mempropagandakan isu-isu atau permasalahan masyarakat yang ingin disuarakan kepada pemerintah. Kemajuan teknologi juga menjadikan media sosial, tulisan opini serta karya konstruktif seperti leaflet dan video sebagai model pergerakan yang lebih moderat sehingga dapat menyentuh semua kalangan. Hal yang harus kita perhatikan dan perlu diingat dengan baik adalah bahwa pergerakan bukan cuma berbicara eksistensi melainkan juga substansi yang dibawa.

Agent of Change dan Agent of Control

Sebagai kaum intelektual yang punya intelegensi tinggi, mahasiswa diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata untuk memberikan perubahan kepada bangsa. Istilah masa depan bangsa ada ditangan generasi mudanya menjadi bukti bahwa segala harapan demi membangun kehidupan bangsa dan bernegara yang ideal dibutuhkan dari mahasiswa. Mahasiswa harus bisa berbicara dampak apa yang bisa diberikan untuk masyarakat. Untuk itu dalam era digitalisasi seperti sekarang ini pemanfaatan teknologi sangat diperlukan.

Dalam hal pergerakan mahasiswa seperti yang telah dijelaskan diatas, jadikan kemajuan teknologi sebagai katalisator gerakan mahasiswa untuk menciptakan gerakan yang lebih masif dan berdampak. Mahasiswa sebagai agen perubahan akan terus ada dan terus abadi berada ditengah masyarakat walaupun diterpa perubahan zaman. Untuk itu mahasiswa harus maksimal disetiap peran yang diembannya dalam mengawal haluan bangsa yang menjadi sebuah keharusan. Bukti nyata sangat diperlukan, agar harapan Indonesia menjadi negara maju bukan khayalan semata. Adanya revolusi 4.0 ditandai internet of things  memaksa mahasiswa untuk menyelami ilmu sains dan teknologi lebih dalam lagi, karena nilai IPK saja tidak cukup untuk mempertahankan negara bersaing di era ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun