Mohon tunggu...
Halosemua
Halosemua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental

23 Januari 2024   00:00 Diperbarui: 23 Januari 2024   07:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

1. Menerima dan Mengenali Diri 

Tidak hanya menerima kelebihan, sebagai manusia kita harus menerima kekurangan pula. Kelebihan dan kekurangan merupakan suatu hal yang dimiliki oleh semua manusia. Dengan menerima dan mengenali diri, kita dapat lebih menghargai dan menyayangi diri sendiri. Kita juga harus bisa untuk mengampuni diri sendiri, karena jika Tuhan dapat mengampuni hamba-Nya yang penuh dosa, lantas mengapa kita sulit mengampuni diri sendiri? 

2. Mengontrol dan Mengungkapkan Emosi Dengan Cara Yang Sehat

Terlalu sering memendam emosi yang negatif akan berdampak buruk bagi kesehatan mental. Emosi ialah ibarat sebuah wadah yang jika dipendam atau ditumpuk terlalu lama, wadah tersebut pastinya akan bocor sehingga emosi itu dapat meledak sewaktu-waktu. Cobalah untuk terbuka dengan bercerita pada teman atau pun keluarga, namun kalau belum bisa terbuka pada orang lain maka tuangkan perasaan dalam bentuk tulisan atau gambar sebagai cara mengungkapkan emosi.

3. Memiliki Lingkungan Positif 

Lingkungan sangat mempengaruhi seseorang. Apabila memiliki lingkungan negatif akan berdampak pada kondisi kesehatan mentalnya. Jika seseorang memiliki gangguan kesehatan mental serta hidup di lingkungan yang negatif tentu ini akan memperburuk kondisi kesehatan mentalnya.

4. Istirahat Yang Cukup

Stres yang menekan mental juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya istirahat yang cukup. Saat tidur nyenyak, kita memberi kesempatan kepada otak untuk mengkonsolidasikan memori, yang akan berpengaruh pada proses belajar dan kesehatan emosional. Sebaliknya, jika kurang tidur, kita akan menambah tekanan pada mental dan fisik sehingga kurang dapat mengontrol emosi.

Persepsi kesehatan mental di Indonesia

Keterbatasan tenaga psikiater dan psikolog klinis serta masalah sosial menghambat anak-anak untuk mendapat layanan terkait masalah kejiwaan. Sebagian besar orang tua cenderung tidak menyadari atau bahkan menyangkal masalah kesehatan mental anak-anak mereka. Adanya stigma pada penderita gangguan kesehatan mental juga masih sering disematkan masyarakat karena kurangnya informasi yang benar. Stigma tersebut dapat berupa tindakan diskriminatif atau penghakiman pada penderita masalah kesehatan mental. Di mana nantinya para penderita gangguan kesehatan mental akan semakin takut datang ke psikolog atau psikiater untuk menceritakan kondisi mereka serta meminta pertolongan. 

Lalu apa upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan mental?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun