Mohon tunggu...
Afifah Aryani
Afifah Aryani Mohon Tunggu... Guru - write to heal

Antusias pada semua hal yang berbau tulis menulis dan juga membaca

Selanjutnya

Tutup

Love

Satu Cerita Berbuah Luka

4 Juli 2023   17:05 Diperbarui: 4 Juli 2023   17:20 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan baik-baik saja ya. Belajar jujur sama diri sendiri, kalau lagi gak baik-baik aja ya bisa dinangisin. Gak usah pura-pura Bahagia. 

Kita semua tahu bahwa Bahagia tak akan pernah ada kalau tak ada kesedihan. It's okey, semua akan baik-baik saja walau kita melaluinya dengan berat dan berderai air mata. Mungkin kata-kata ini terdengar klise ya? Sebut saja seperti itu. Namun percayalah, menjalaninya dengan sejujurnya akan lebih baik daripada dipendam dan akhirnya menjadi penyakit. 

Awalnya hal ini juga pernah dirasakan dan berpikir bahwa masalahku adalah masalah yang harus Aku hadapi sendiri tanpa harus menambahi beban oranglain. Tapi ternyata salah. Justru komunikasi itu lebih penting, dan kita juga harus membuka peluang orang selain diri kita untuk membantu. Karna ternyata mengetahui seseorang yang kita sayangi sedang hancur dan kita tidak mengetahuinya juga menyakitkan sekali.

Setiap orang mencurahkan kasih sayang dengan berbeda, dulu saat kecil Aku kira Ibu jahat saat melarangku memakan Ice Cream di malam hari. Atau sebut saja sikap Ibu berbeda Ketika menghadapiku dibanding dengan Ketika Ia menghadapi anak dari Bibiku. 

Ia terkesan membebaskan apa yang anak Bibiku mau. Tapi ternyata baru disadari sekarang, mungkin kasih sayangnya memang tercurah dengan memarahiku, karna memakan Ice Cream malam itu tidak begitu baik bagi anak kecil yang sedang berkeliaran di luar rumah pada waktu itu. dan karna kasih sayangnya juga, Ia tidak membebaskan apa yang Aku mau. Kadang-kadang marah yang kita anggap "jahat" justru adalah tanda kasih yang tersembunyi.

Lalu bagaimana denganmu? Bagaimana kau bisa mencurahkan kasih sayang itu kepada orang yang kamu sayangi? Kemarin temanku datang dengan wajah masam lalu berbisik "Dia ngilang lagi" untuk kesekian kali Ia mengeluh tentang perlakuan tunangannya yang baru Ia ketahui setelah bertunangan. 

Kelakuannya yang menjengkelkan adalah selalu menghilang saat dihampiri masalah, lalu muncul Kembali dengan pembelaan "Aku gak mau nambah-nambah beban kamu dengan masalah Aku, masalah kemarin cukup rumit" dan ternyata hal itu terus berulang hingga saat ini. 

Temanku hanya bisa mengoceh padaku tanpa mencurahkannya pada tunangannya, karna katanya jika Ia terus menekannya untuk bisa berbagi, Ia takut membuat tunangannnya tidak merasa nyaman. Sudahlah, permasalahannya tetap dititik yang sama, sama-sama mencurahkan kasih sayangnya dengan memendam perasaannya karena takut melukai tapi justru bentuk kasih sayangnyalah yang melukai satu sama lain.

Kasih sayang memang tidak bisa diukur, maka dari itu kita butuh mencernanya dengan komunikasi. Pertanyaan selanjutnya adalah apa pandanganmu terhadap komunikasi antar lawan jenis yang tidak memiliki ikatan? Apakah itu adalah hal yang biasa?

 Mengutip dari perbincangan Nagita Slavina dan Keanu dalam Youtube chanel RANS, mereka sepakat bahwa pertemanan antara perempuan dan laki-laki itu gak ada yang pure seratus persen temenan, kalau bukan perempuannya yang suka, pasti laki-lakinya yang suka. Begitulah yang terjadi antar teman laki-laki dan perempuan. 

Bahayanya adalah saat seorang teman laki laki yang sudah berkeluarga memberikan cerita kepada perempuan yang juga sudah berkeluarga. Bisa saja darinya tercipta Kembali cerita-cerita lainnya yang membuat mereka saling menemukan diri mereka satu sama lain, dan benar saja itu terjadi

Katanya terlalu sayang, jadi gak mau berbagi cerita pahitnya. Lalu ceritanya diberikan kepada perempuan lain. Gayung bersambut, satu cerita beranak pinak dalam waktu yang tidak singkat. 

Dengan dalih "sayang" dia tumpahkan masalah yang menurutnya akan membebani pikiran istrinya kepada perempuan lain, Ia seakan sedang mengasah pisau yang akan ditancapkan pada pasangannya, karena ternyata satu ceritanya justru memperumit masalah. 

Perempuan itu dengan keluarganya yang juga belum selesai, sedangkan Dia harus berpikir sebagai seorang laki-laki yang seharusnya bertanggung jawab atas segala hal yang dilakukan.  Hari demi hari terlewati dengan baik, sampai pada akhirnya chat antara keduanya tertangkap namun hatinya sudah terperangkap terlalu dalam dengan perempuan yang mendengarkan satu ceritanya. Sudahlah, pisau itu sudah sangat siap untuk ditancapkan pada Istrinya.

Lihat? Seorang psikolog pernah berkata, Ketika kita sedang tidak baik-baik saja dan menumpahkannya di akun sosial media yang tidak diketahui oleh siapapun, itu adalah bentuk dari pelarian, dan itu tidak sehat. "lari" tidak hanya berarti saat tubuh kita bergerak, tapi juga bagaimana respon kita terhadap sesuatu. Dari cerita diatas, sang laki-laki jelas sedang berlari dari masalahnya. Dan darinya, Ia berhasil masuk kedalam masalah selanjutnya yang justru membuatnya kecewa terhadap dirinya sendiri.

Dalam kekecewaannya, lelaki ini hanya bisa berkata "Aku salah, membiarkan satu cerita berbuah luka, aku sungguh menyesalinya"

Kenapa hal ini bisa terjadi? Mengutip kata-katanya Bang Radit dalam bukunya, perjalanan yang tak begitu baik ya untuk memberikan pembelajaran betapa manisnya penyesalan. Tumbuhan yang ditanam ternyata tidak berbuah manis. Perjalanannya saja yang dirasanya seperti manis, tapi ternyata meracuni pemiliknya hingga terluka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun