Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab jawab (UU Sisdiknas 2003). Pendidikan diharapkan membawa perubahan dan perkembangan bagi individu ataupun bangsa, masing masing individu memiliki hak mendapatkan pendidikan yang pantas dan juga merata (Fitri & Siti Fadia Nurul, 2021). Jika tidak ada pendidikan mustahil kelompok manusia bisa berkembang sesuai dengan aspirasi dan cita cita untuk maju (Ahmad & Tambak, 2018)
Kurikulum memiliki peran yang sangat penting sebagai kerangka dan landasan dasar dalam menjalani proses pendidikan di setiap jenjang, saat ini kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Merdeka. Di sekolah dasar, struktur kurikulum merdeka dibagi menjadi dua kegiatan utama yaitu Pembelajaran Intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang disingkat P5. Salah satu upaya dalam rangka mengelola kurikulum itu sendiri adalah membuat perencanaan pembelajaran yang di dalamnya dituntut menghasilkan projek dalam rangka mencapai karakter profil pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 dimensi: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3) bergotong-royong, 4) kreatif, 5) bernalar kritis, dan 6) mandiri
Berdasarkan observasi pada tanggal 7-8 Mei 2024 diperoleh data bahwa tingkat penerapan bernalar kritis dan kemandirian belajar siswa SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila masih rendah terutama untuk siswa pada tingkat Fase A. Seperti yang diketahui dalam kurikulum merdeka pada tingkat SD dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase A, fase B, dan fase C. Setiap fase berlaku untuk 2 tingkat kelas karena banyak sekolah yang menerapkan sistem kelas multi usia dengan cakupan 2 kelas saja. Fase A adalah fase yang diperuntukkan bagi pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat kelas 1 dan 2
Kurikulum merdeka mengaruskan peserta didik dapat membuat sebuah projek. Projek akan membuat peserta didik dapat mengembangkan potensi dan ketrampilannya dalam berbagai bidang. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka. Dalam kegiatan tersebut peserta didik mendapat kebebasan dalam belajar, struktur kegiatan pembelajaran menjadi fleksibel, sekolah dapat membagi waktu sesuai kebutuhan sehingga menjadi lebih efektif dan aktif karena mereka dapat merasakan secara nyata dengan kondisi sekitar (Rachmawati et al., 2022).
Model pembelajaran project based learning adalah suatu model yang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center Learning), dimana peserta didik bebas untuk mengutarakan gagasan yang dapat dituangkan ke dalam proyek mereka agar lebih kreatif dan berpikir kritis dalam menyelesaikan tugas. Sejauh ini terdapat beberapa penelitian tentang model project based learning untuk mengambangkan kreativitas dan berpikir kritis dalam belajar. Peneliti Natty, Kristin, dan Anugraheni mengungkapkan bahwa tujuan penelitiannya adalah untuk menjelaskan cara penerapan model project based learning untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa (Natty et al., 2019). Selanjutnya adalah peneliti Lestari, Nasir, dan Jayanti, yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati pengaruh project based learning tehadap kemampuan berpikir kreatif dan bernalar kritis siswa pada mata pelajaran biologi, dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai rata rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami perubahan, (Lestari et al., 2021).
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagiamana penerapan kegiatan proyek profil pelajar pancasila dalam meningkatkan berpikir kritis dan kemandirian pada SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih
Untuk mendapatkan data yang objektif perlu menggunakan teknik pengumpulan dan yang tepat. Adapun teknik pengumpulan data yang tepat yaitu
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
2. Tes tertulis
Teknik ini yang digunakan peneliti untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi dengan tema hidup bersih dan sehat yang diajarkan guru. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai nilai minimal 70 dari target yang ditentukan. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung.