Mohon tunggu...
Afifah Auliyaur Rosyidah
Afifah Auliyaur Rosyidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

I like trying new things.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gaya Hidup Mahasiswa Kost dengan Fast Food

10 Juni 2024   10:30 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:50 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern penggunaan teknologi semakin berkembang yang membuat banyak perubahan. Hal tersebut diikuti dengan pola hidup manusia yang bergerak dengan cepat menyebabkan manusia menginginkan sesuatu barang hingga makanan dengan instant. 

Banyak orang lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji. Fast food atau makanan cepat saji dapat diperoleh melalui layanan delivery makanan online. Layanan delivery makanan online adalah fitur yang menyediakan jasa pesan antar makanan dan minuman yang diinginkan dari berbagai pilihan restoran hanya melalui media smartphone tanpa harus mengunjungi restoran tersebut.

Menurut penelitian baru-baru ini, terjadi peningkatan yang signifikan dalam frekuensi penggunaan layanan pesan antar makanan dengan peningkatan sebesar 64% dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi. Diantara beragam aplikasi pesan antar makanan yang tersedia, GoFood muncul sebagai pilihan favorit bagi sebagian besar pengguna, yang diikuti secara dekat oleh ShopeeFood dan GrabFood.

Perilaku konsumsi seseorang dipengaruhi oleh tempat tinggal. Mahasiswa yang biasanya bertempat tinggal di kost dalam memenuhi kebutuhan makan akan memilih bahan yang mudah diolah, praktis dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam pengolahannya. Mahasiswa juga termasuk dalam kategori remaja akhir dengan umur 17-25 tahun. 

Pada usia tersebut mahasiswa masih sangat mudah terpengaruh oleh keadaan sekitarnya. Hal ini termasuk dalam pemilihan menu makanan yang dikonsumsi. Mahasiswa mengkonsumsi fast food tidak peduli dengan kandungan nutrisinya dan resiko gangguan kesehatan yang akan ditimbulkan.

Mahasiswa yang tinggal di kost biasanya selalu meninggalkan sarapan pagi, mereka baru makan ketika sudah siang atau mungkin karena jadwal yang berantakan hingga tidak makan sama sekali. Hal ini karena jadwal kuliah yang padat, telat bangun, malas untuk sarapan, ataupun kondisi ekonomi. 

Kebanyakan mahasiswa yang bertempat tinggal di kost pasti memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur dan menjadi salah satu penyebab meningkatnya frekuensi penggunaan layanan pesan antar makanan. Trend yang meningkat dalam penggunaan aplikasi pesan antar makanan di kalangan mahasiswa ini terjadi karena kecenderungan mereka untuk mencari hal-hal yang praktis dan mencari kenyamanan dalam gaya hidup yang padat.

Makanan siap saji atau fast food memang lebih praktis dibandingkan harus memasak sendiri. Tapi fast food atau makanan cepat saji ialah makanan yang kandungan nutrisinya sangat terbatas. Faktanya fast food merupakan makanan tinggi kalori, lemak, gula dan sodium (Na), dan rendah serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium, dan folat.

Anak kos biasanya ingin makan makanan yang enak dan murah. Bagaimanapun juga, kondisi keuangan mereka sangatlah terbatas sehingga tidak bisa asal membeli makanan mahal. Mereka juga mempertimbangkan uang untuk hari-hari kedepan.

Sudah kita ketahui tentunya kaitan antara makanan cepat saji dan kesehatan mempunyai hubungan yang sangat erat. Remaja membutuhkan kebutuhan gizi yang berbeda apabila ditinjau dari sisi biologis maupun psikologis. 

Secara biologis, kebutuhan nutrisi remaja harus seimbang dengan aktivitasnya. Remaja lebih banyak membutuhkan protein, vitamin dan mineral dari setiap energi yang dikonsumsi dibandingkan dengan masa anak-anak. Dan dari sisi psikologis, remaja tidak terlalu memperhatikan faktor kesehatan dalam menentukan pilihan makanan.

Makanan cepat saji pada umumnya memiliki kandungan lemak dan kalori yang tinggi. Apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan secara terus menerus, maka dapat menyebabkan obesitas. Obesitas atau kegemukan ini dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi lainnya. 

Makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, kanker, jantung dan gangguan lemak darah atau dislipidemia. Selain itu, makanan cepat saji dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi kesehatan gigi. Makanan cepat saji yang memiliki kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan karies gigi atau gigi berlubang.

Makan hemat sebagai anak kost bukan berarti harus mengorbankan kualitas atau rasa pada makanan. Ingatlah bahwa makanan adalah investasi untuk kesehatan pada tubuh. Untuk menghindari makanan siap saji atau fast food adalah membuat kesadaran diri bahwa makan makanan sehat akan lebih baik.

 Langkah-langkah yang bisa dilakukan yaitu dengan makan makanan yang sehat seperti sayuran dan buah-buahan, berolahraga, tidur yang cukup, dan menghindari kebiasaan buruk. Dengan mempraktikkan perilaku hidup sehat, mahasiswa akan dapat mengoptimalkan kemampuan akademik dan memperoleh kehidupan yang lebih sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun