Tidak ada yang salah dengan dialog diatas, namun akan menjadi sesuatu yang menyebalkan. oupsss, bahkan menyesakkan ketika kita ingin menikmati tidur panjang seharian dihari libur atau lembutnya pasir dipantai untuk mengisi hari libur kita.
Boss dan leader adalah dua kata yang akan selalu berdampingan. Boss akan selalu di prasangka kan oleh sebagian orang sebagai seorang leader, begitupun sebaliknya. Leader betapa banyaknya di asumsikan sebagai boss. Hal tersebut jelas kurang tepat karena boss dan leader adalah dua hal atau bahkan sifat yang berbeda. Sebagaimana dinukil dalam artikel dirjen pajak kementrian keuangan, setidaknya ada 12 perbedaan antara boss dan leader, yaitu
- Leader Memandu, Boss Memerintah
- Leader Memotivasi, Boss Mengawasi
- Leader Mendengarkan, Boss Berbicara
- Leader Melatih, Boss Menyuruh
- Boss Says Go, Leader Says Let's Go
- Leader Mengambil Tanggung Jawab, Boss Menyalahkan
- Leader Mengembangkan, Boss Mengeksploitasi
- Boss Selalu Berkata untuk 'Saya', Leader Selalu Berjuang untuk 'Bersama'
- Leader Selalu Membangun Individu Lain untuk Maju, Boss Hanya 'Menggunakan' Individu Lain
- Boss Membangkitkan Rasa Takut Bawahannya, Leader Adalah Dia yang Saling Menghargai
- Leader Selalu Memberi Apresiasi dan Boss Selalu Melihat Prestasi
- Boss Berpikir Jangka Pendek, Leader Berpikir Jangka Panjang
Kepemimpinan atau ledership adalah bidang yang sangat luas dan luas dengan sejarah panjang yang meliputi: secara harfiah 1000-an definisi dan 100-an teori, model, pandangan, dan pendekatan (francis J a.t all 2020). Gagasan tipe pemimpin implisit dan ideal ini tampaknya memberikan landasan bagi kesukaan bos/pemimpin.
Beragam definisi tentang leadership akan terus berkembang sesui dengan keadaan dan kondisi serta tuntutan zaman. Melalui interaksi CEO dan beberapa wacana komunitas, makna keragaman bagi organisasi secara keseluruhan dinegosiasikan ulang. Makna yang berubah ini memunculkan serangkaian tindakan manajerial baru dan, selanjutnya, untuk percakapan baru tentang keragaman (Zane 2002).
Interaksi dengan Si boss
Suka atau tidak, senang atau tidak, bagi yang bekerja di sebuah instansi atau perusahaan pastilah mempunyai pimpinan (lazim disebut boss). Hal tersebut tidaklah lepas dari kenyataan selama kita bekerja pada orang lain maka orang lain itulah boss nya. Namun jika kita bekerja untuk diri sendiri (wirausaha / entrepreneur) maka kita sendiri lah boss nya.
Menghadapi atasan yang mempunyai karakter humble dan menyenangkan tentulah tidak serumit ketika menghadapi karakter atasan yang angkuh atau bahkan sombong.Â
Setidaknya ketika kita berhadapan dengan atasan, (melansir dari mata kuliah kompensasai dan manfaat yang dibawakan oleh Dr pramudianto di perkuliahan pascsarjana Universitas Bina Bangsa Banten) maka yang harus kita lakukan yakni cari lah sedikit saja celah dari atasan tersebut untuk kita masuki kemudian kita menjadikan diri kita seolah olah sebagai orang yang bisa menutupi kekurangan atau "luka" yang ada pada dirinya.Â
Dengan begitu, dipastikan atasan kita akan sangat menghargai bahkan merasa amat bersyukur dengan adanya kita di tempat tersebut (sebagai staffnya), atau jika dirasa kita tidak mampu untuk menjadikan diri kita seperti diatas, maka pilihannya tinggal tersisa satu lagi, yakni tinggalkan.!
Leadership dan pertanggung jawabannya
Apapun yang telah kita lalui di dunia ini, tentu ini bukanlah suatu hal yang bisa kita lupakan dan lalui begitu saja. Akan ada konsekuensi maupun balasan dari apa yang telah kita perbuat di dunia ini. Sebagai muslim, tentunya saya pun mengimani bahwasanya sesuatu yang telah dikerjakan di dunia ini akan mendapatkan balasannya di akhirat kelak.