Untuk itu, BNI perlu alternative lain untuk penangan risiko, yaitu mitigasi risiko (Risk Mitigation). Dengan melakukan mitigasi risiko, BNI dapat mengontol risiko yang kemungkinan terjadi dan menyiapkan langkah-langkah antisipasinya.
Dalam merumuskan mitigasi risiko, perlu didefinisikan dulu tujuan verifikasi dokumen dalam kaitanya dengan proses penggantian kartu ATM baru.Â
Verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa nasabah yang melapor kehilangan adalah benar-benar pemilik dari kartu ATM yang hilang. Merujuk pada algoritma flowchart, ada perintah process dan alternate process.
Alternate proses ini dapat dilakukan sebagai pengganti proses utama. Dengan demikian alternate process harus memiliki keakuratan dan signifikansi yang sama dengan proses utama.Â
Untuk itu, alih alih dengan surat keterangan, verifikasi dapat dilakukan dengan dokumen lain yang keakuratan dan signifikansinya setara dengan KTP, yaitu SIM dan Passport serta NPWP.
SIM jelas, dikeluarkan oleh kepolisian yang sudah terferifikasi oleh kepolisian sehingga mencerminkan identitas diri. Passport, merupakan identitas diri terkuat karena sah digunakan di berbagai negara.
NPWP dapat digunakan sebagai dokumen pendukung karena didalamnya juga tercantum NIK sesuai KTP. Selain itu dokumen lain yang proses pembuatannya mensyaratkan KTP asli, dapat digunakan sebagai dokumen pendukung.Â
Dengan melampirkan dokumen yang keakuratan dan tingkat signifikansinya sama, maka otomatis tujuan untuk memverifikasi bahwa nasabah yang melapor adalah benar-benar nasabah yang kehilangan kartu ATM dapat divalidasi kebenarannya.
Memang dalam implementasinya perlu pendetailan lebih lanjut, namun secara substansial, dokumen-dokumen tersebut memiliki tingkat keakuratan yang cukup.
Demikian pendapat saya dan semoga berfanfaat.
Terima kasih