Mohon tunggu...
Afif Sholahudin
Afif Sholahudin Mohon Tunggu... Konsultan - Murid dan Guru Kehidupan

See What Everyone Saw, But Did Not Think About What Other People Think

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menimbang Indeks Kesehatan Demokrasi sebagai Penentu Kesehatan Negara

9 Maret 2019   08:30 Diperbarui: 11 Maret 2019   12:26 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Demokrasi (Kompas/Handining)

Aturan Islam jauh lebih sempurna dibandingkan dengan aturan buatan manusia sekalipun. Demokrasi melahirkan aturan yang tidak lepas dari ambisi manusia yang membuat hukum tersebut, maka berbeda dengan Islam yang turun dari Dzat yang menciptakan alam semesta. 

Umat Islam harus mampu membuat ekosistem masyarakat Islam dengan tegaknya aturan-aturan Islam. Sudah terlihat, demokrasi bukanlah perangkat yang cocok bagi umat Islam, justru menghalangi dakwah dan mengganggu kebebasan umat Islam menjalankan ajaran agamanya.

Muhamad Afif Sholahudin, S.H
West Java, 9 Maret 2019
=========
Sumber:

[1] tirto.id 
[2] ejournal.lipi.go.id 
[3] Sri Yuniarti, Golput dan Pemilu di Indonesia, Jurnal LIPI, Vol 6, No 1, 2009, hlm. 23
[4] media.neliti.com
[5] Ibid., hlm. 24
[6] Sorensen G, Demokrasi dan  Demokratisasi (Proses dan  Prospek dalam  Sebuah Dunia  yang Sedang Berubah), Terj. I. Made Krisna. Yogyakta: Pustaka Pelajar, 2003, hlm. 19-20
[7] ditpolkom.bappenas.go.id hlm.6
[8] kebumenekspres.com
[9] news.detik.com
[10] Ibid., hlm. 25
[11] Ibid., hlm. 8
[12] Ibrahim, Menakar kedalaman pengukuran demokrasi model Indeks Demokrasi Indonesia, Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 30, No. 2, tahun 2017, hal 133-149
[13] Lihat Journal of Democracy, January 2015; Democracy Index 2017 dan 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun