Suatu hari, Karma gagal mengalahkan si-nomor-satu dan merasa jengkel. Koro-sensei pun menghampirinya untuk menghibur sekaligus menasihati bahwa bakat tanpa kerja keras adalah hal sia-sia.
Barangsiapa yang bekerja keras meski hampir tidak terlihat potensinya untuk berhasil, niscaya mereka dapat mengalahkan orang-orang yang memiliki potensi besar namun tidak mau bekerja keras.
Koro-sensei juga meyakini bahwa tidak ada siswa yang tidak berbakat, mereka hanya belum menemukannya.
Jangan lelah berusaha, jangan pantang menyerah. Bahkan jika tidak memungkinkan, tetap lakukan saja.
Mengakui Kelemahan adalah Jalan untuk Mencapai KekuatanÂ
"Terkadang, orang yang terkuat dan terlemah bisa bertukar kubu. Namun, bertahan di kubu yang kuat adalah hal paling sulit untuk dilakukan." --Koro-sensei
Koro-sensei pun memiliki banyak kelemahan yang mana hampir setiap episode terungkap dan dicatat oleh Nagisa, salah satu siswa beliau.
Namun, Koro-sensei tidak pernah memungkiri hal tersebut ---bahkan, dalam beberapa kasus beliau sengaja menunjukkannya. Semakin banyak kelemahan yang terlihat, justru Koro-sensei semakin sulit dimusnahkan.
Hal tersebut mengajarkan bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan kekuatan masing-masing. Seringkali manusia hanya fokus pada kekuatan dan menolak untuk mengakui kelemahan.
Padahal, mengakui kelemahan adalah bagian dari seni memahami diri sendiri. Dengan menerima kelemahan yang dimiliki, seseorang dapat menemukan peluang untuk berbenah.
Kesempatan Belajar bagi Siapapun adalah Hak Mutlak
Tanpa ragu, Koro-sensei selalu mendidik sepenuh hati sekalipun beberapa kali menerima siswa baru yang 'spesial'. Bahkan siswa yang terbuat dari Artificial Intelligence dan dilengkapi senjata mutakhir pun tidak membuat Koro-sensei angkat tangan.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak seluruh siswa tanpa memandang latar belakangnya.