Jika biasanya hari Kartini atau hari bumi diperingati dengan karnaval, memakai baju adat, orasi, dan sebagainya, maka mahasiswa jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki cara tersendiri untuk merayakannya. Sebanyak 37 mahasiswa jurusan PIAUD angkatan 2015 dengan didampingi 3 dosen mengadakan sebuah pagelaran seni yang unik di Desa Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Pagelaran tersebut diadakan pada hari Sabtu malam (21/4), bertepatan dengan puncak peringatan hari kartini. Dengan mengusung tema "Kartini Membumi bersama Kampoeng Batara", mahasiswa berharap dapat menanamkan semangat perjuangan RA Kartini sekaligus semangat untuk cinta lingkungan di Banyuwangi.
Seluruh mahasiswa menampilkan berbagai macam kesenian dan berkolaborasi dengan Kampoeng Batara, sebuah taman pendidikan independen yang telah berdiri sejak 3 tahun yang lalu.
Kampoeng Batara merupakan singkatan dari "Kampung Baca Taman Rimba", yakni ruang alternatif untuk belajar dan bermain bagi anak-anak di luar pendidikan formal. Kampoeng Batara merupakan binaan dari beberapa relawan dan juga Mas Widi Nurmahmudy, seorang bapak yang memiliki harapan besar untuk mengembangkan potensi anak-anak pribumi.
Hingga saat ini, Kampoeng Batara telah memiliki kurang lebih 38 anak didik yang mayoritas berasal dari Papring, sebutan untuk daerah tersebut.
Adapun pagelaran seni dibuka dengan sangat meriah dengan penampilan hadrah dari anak-anak TK Darussalam. Kemudian acara dilanjutkan dengan berbagai sambutan dan juga penampilan. Mulai dari tari tradisional, tari islami, paduan suara, puisi, fashion show, drama, banjari, bahkan ada pula penampilan pencak silat. Pagelaran tersebut mendapat apresiasi yang tinggi dari seluruh warga sekitar dan tamu dari berbagai daerah baik yang diundang maupun yang tidak.
Harapannya, mahasiswa jurusan PIAUD tidak hanya sekedar belajar di balik bangku perkuliahan, tapi juga belajar langsung dari lingkungan nyata. Selain itu, mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk mengaplikasikan seluruh ilmu yang telah didapatkan selama 3 tahun kuliah.
Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian, yakni kunjungan ke Killisa Desain (kerajinan kertas), batik Sayu Wiwit, Padepokan ASR (budidaya lele dan pemanfaatan lahan), kunjungan ke TK setempat, pagelaran dan edukasi bersama Kampoeng Batara, serta berkunjung ke Pantai Syari'ah, sebuah pantai dengan konsep unik di Banyuwangi di mana pengunjung laki-laki dan perempuan ditempatkan secara terpisah. Seluruh kegiatan dilakukan dengan baik dan lancar oleh seluruh mahasiswa.
Bagaimana tidak? Selama beberapa hari, mereka harus tinggal di desa yang bisa dibilang masih terisolasi. Akses transportasi yang cukup sulit, sinyal handphone datang dan pergi, lampu jalan yang masih sedikit, dan berbagai halangan lainnya membuat mahasiswa harus benar-benar menyesuaikan diri dengan kehidupan yang jauh dari biasanya.
Namun di atas itu semua, tinggal di beberapa rumah penduduk membuat hubungan antara mahasiswa dan warga terjalin erat. Hingga di malam perpisahan, banyak air mata yang tumpah karena mahasiswa sendiri telah menganggap Kampoeng Batara sebagai "rumah" ---dan selamanya akan begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H