Bagaimana tidak? Selama beberapa hari, mereka harus tinggal di desa yang bisa dibilang masih terisolasi. Akses transportasi yang cukup sulit, sinyal handphone datang dan pergi, lampu jalan yang masih sedikit, dan berbagai halangan lainnya membuat mahasiswa harus benar-benar menyesuaikan diri dengan kehidupan yang jauh dari biasanya.
Namun di atas itu semua, tinggal di beberapa rumah penduduk membuat hubungan antara mahasiswa dan warga terjalin erat. Hingga di malam perpisahan, banyak air mata yang tumpah karena mahasiswa sendiri telah menganggap Kampoeng Batara sebagai "rumah" ---dan selamanya akan begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H