Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seven Prophetics Parenting

27 November 2016   14:09 Diperbarui: 27 November 2016   16:08 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rasulullah SAW tidak pernah sekalipun mencela maupun memarahi anak-anak. Ketika anak melakukan kesalahan, Rasulullah menasehatinya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang namun tetap bersikap tegas dalam memberikan punishment terhadap anak tersebut agar tidak mengulang kesalahannya. Dalam ilmu perkembangan juga disebutkan bahwa perbuatan memarahi maupun mencela anak akan merusak sel-sel di otaknya. Sehingga jangan heran ketika anak yang dicela “bodoh” atau semacamnya akan menjadi “bodoh” sungguhan, itu bukanlah wujud dari kutukan namun memang berbahaya bagi perkembangan otak anak. Selain itu, memarahi anak justru akan membuat anak lebih bebal. Tidak percaya? Buktikan saja... eh jangan ding, hehehe.

7. Mendoakannya

Yang terakhir dan yang paling penting dari seluruh cara di atas adalah mendoakan. Anak yang tidak diiringi doa orangtuanya ibarat perkalian triliunan angka dengan angka nol, no sense. Maka, semakin banyak doa yang dipanjatkan orangtua untuk anaknya, in sya Allaah akan menjadikan anak lebih sholih-sholihah dan senantiasa dalam lindungan-Nya, aamiin. Salah satu doa orangtua untuk anak yang terdapat dalam Al-Qur’an yakni pada QS. Al-Furqon : 74

 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."

Aamiin.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun