Mohon tunggu...
Afida Rizma Liana Rafsanjani
Afida Rizma Liana Rafsanjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi, Penulis Lepas

Belajar berkutat dengan tulisan dan penyuka dunia Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Masyarakat dalam Menerapkan Protokol Kesehatan Ditinjau dari Teori Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi

24 Juni 2021   21:24 Diperbarui: 1 Juli 2021   10:09 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk lebih memahami teori ini bisa dicontohkan kasus penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat. Misalnya seorang kepala desa yang mana ia memiliki peran sebagai pemimpin desa. Sudah pasti ia akan berperilaku bijak terutama dalam menerapkan protokol kesehatan. Perilaku baik yang kepala desa tersebut lakukan akan membawa kesan atau anggapan para warganya bahwa kepala desanya adalah seseorang yang baik dan taat aturan sehingga warganya pun bisa meniru apa yang dilakukan kepala desa tersebut. Nah, hal yang dilakukan kepala desa dengan berperilaku baik dan taat protokol kesehatan ini disebut front stage. 

Kepala desa berusaha memerankan dirinya sebaik mungkin agar warganya mempersepsikan dirinya sesuai dengan yang diinginkannya. Kepala desa memerankan seseorang yang baik karena kepala desa adalah orang yang harus dicontoh dan dia harus menaati aturan umum walaupun bisa saja aturan tersebut tidak sesuai dengan kehendaknya. Dibalik front stage pasti ada back stage, misalnya kepala desa tersebut ketika tidak berada di kantor atau tidak berada di dekat warganya maka dia ada di back stage. 

Peran kepala desanya seketika hilang. Di back stage bisa saja sikap yang ditunjukkan berbeda. Misalnya kepala desa tersebut jarang mencuci tangannya dirumah atau tidak  memakai masker saat keluar ke tempat yang jauh dari jangkauan warganya. Hal seperti ini bisa saja terjadi karena seseorang telah lepas dari tanggungjawab perannya. Namun, saat kembali ke front stage maka sikap yang dilakukan kembali lagi seperti peran yang diinginkan. Hal-hal semacam ini adalah hal-hal yang selalu terjadi pada kehidupan manusia. Semua manusia memiliki dramaturginya masing-masing, manusia akan berusaha menampilkan terbaik saat front stage dan bisa saja sikapnya berbeda saat di back stage. Hal ini menandakan bahwa setiap orang itu memiliki perannya masing-masing dan teori Dramaturgi ini tidak lepas dari sifat manusia yang ingin selalu eksis dan dianggap baik oleh sesama nya. Walaupun teori Dramaturgi ini mengungkap kepalsuan tiap manusia yang ditampakkan didepan namun disisi lain kita bisa belajar berbuat dan tampil sebaik mungkin terhadap sesama. 

Short Bio : Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun