Anak-anak SD itu terdiam, mata mereka tertuju pada tulisan-tulisan di buku kuno itu. Rahasia hutan terlarang terkuak di hadapan mereka. Bukannya tempat yang mengerikan, hutan ini ternyata adalah tempat suci, tempat bersemayamnya arwah kerajaan yang telah lama hilang.
"Jadi, hutan ini sebenarnya bukan tempat yang berbahaya?" tanya Beni, suaranya masih bergetar sedikit.
"Ya, Beni," jawab Rara, suaranya penuh dengan kekaguman. "Hutan ini adalah tempat suci. Tempat bersemayamnya arwah-arwah kerajaan."
"Tapi, kenapa orang-orang takut memasuki hutan ini?" tanya Dito.
"Mungkin karena mereka tidak mengerti," jawab Maya. "Mungkin karena mereka takut pada hal-hal yang tidak mereka mengerti."
"Kita harus memberitahu orang-orang tentang rahasia hutan ini," kata Tika. "Kita harus menghentikan mereka untuk takut pada hutan ini."
"Benar, Tika," kata Rara. "Kita harus menceritakan kisah kerajaan ini kepada orang-orang. Kita harus menghormati arwah-arwah kerajaan ini."
Anak-anak SD itu pun memutuskan untuk kembali ke desa dan menceritakan apa yang mereka temukan di hutan terlarang. Mereka ingin berbagi pengetahuan mereka dengan orang-orang di desa. Mereka ingin membantu orang-orang untuk memahami hutan terlarang. Mereka ingin membantu orang-orang untuk menghormati arwah-arwah kerajaan.
Mereka kembali ke desa dengan hati gembira. Mereka bersemangat untuk menceritakan kisah mereka kepada orang-orang di desa. Mereka ingin berbagi pengetahuan mereka tentang hutan terlarang.
Mereka berkumpul di balai desa. Mereka menceritakan kisah mereka kepada orang-orang di desa. Mereka menceritakan tentang kerajaan yang dulu pernah ada di hutan terlarang. Mereka menceritakan tentang bencana yang menghancurkan kerajaan itu. Mereka menceritakan tentang arwah-arwah kerajaan yang masih bersemayam di hutan itu.
Orang-orang di desa mendengarkan dengan saksama. Mereka tercengang dengan kisah yang diceritakan oleh anak-anak SD itu. Mereka tidak pernah tahu bahwa hutan terlarang menyimpan rahasia yang begitu besar. Mereka tidak pernah tahu bahwa hutan terlarang adalah tempat yang suci.
"Jadi, hutan itu sebenarnya bukan tempat yang berbahaya?" tanya seorang warga desa.
"Ya, Pak," jawab Rara. "Hutan itu adalah tempat suci. Tempat bersemayamnya arwah-arwah kerajaan."
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya warga desa lainnya.
"Kita harus menghormati hutan ini," jawab Dito. "Kita tidak boleh merusak hutan ini. Kita tidak boleh membuang sampah di hutan ini. Kita harus menjaga hutan ini tetap bersih dan suci."
"Benar, Dito," kata Maya. "Kita harus menjaga hutan ini agar arwah-arwah kerajaan ini tetap tenang."
Orang-orang di desa pun setuju untuk menghormati hutan terlarang. Mereka berjanji untuk tidak merusak hutan itu. Mereka berjanji untuk tidak membuang sampah di hutan itu. Mereka berjanji untuk menjaga hutan itu tetap bersih dan suci.
Anak-anak SD itu pun merasa lega. Mereka berhasil mengubah pandangan orang-orang di desa tentang hutan terlarang. Mereka berhasil membantu orang-orang untuk memahami hutan terlarang. Mereka berhasil membantu orang-orang untuk menghormati arwah-arwah kerajaan.
Mereka pun menyadari bahwa petualangan mereka di hutan terlarang tidak hanya tentang menyelamatkan Pak Adi. Petualangan mereka di hutan terlarang juga tentang menemukan rahasia hutan terlarang. Petualangan mereka di hutan terlarang juga tentang mengubah pandangan orang-orang di desa tentang hutan terlarang.
Mereka pun menyadari bahwa mereka telah mewarisi warisan kerajaan yang telah lama hilang. Mereka telah mewarisi tugas untuk menjaga hutan terlarang tetap bersih dan suci. Mereka telah mewarisi tugas untuk menghormati arwah-arwah kerajaan yang telah lama hilang.
Mereka pun berjanji untuk selalu menjaga hutan terlarang. Mereka berjanji untuk selalu menghormati arwah-arwah kerajaan. Mereka berjanji untuk selalu mewarisi warisan kerajaan yang telah lama hilang.
Dan mereka pun melanjutkan hidup mereka dengan penuh semangat. Mereka tahu bahwa mereka telah melakukan hal yang benar. Mereka tahu bahwa mereka telah membantu orang-orang di desa untuk memahami hutan terlarang. Mereka tahu bahwa mereka telah membantu orang-orang di desa untuk menghormati arwah-arwah kerajaan.
Dan mereka pun tahu bahwa mereka telah mewarisi warisan kerajaan yang telah lama hilang. Warisan yang penuh dengan misteri, keindahan, dan kehormatan.
Tamat.
Kendal, 15/09/2024
Afid Alfian A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H