Mohon tunggu...
Afid Alfian Azzuhuri
Afid Alfian Azzuhuri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seorang pelajar - penikmat sastra - suka menulis- pendengar musik berbagai genre - masih manusia

Afid Alfian A | Kendal, Jateng 🏠. | 19 Des 🎂. | Sagitarius♐. | Bocah SMA yang suka mencoba banyak hal | Tolong bantu suport blog saya dengan like, share, dan komen disetiap tulisan-tulisan saya🙏 | ........

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Melodi Kebahagiaan: Renungan Hidup yang Berarti

16 Juli 2024   10:43 Diperbarui: 16 Juli 2024   13:17 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/Arouba Hassan

 

Di saat kita lupa hargai kebahagiaan, datangnya terus tanpa henti mengalir.

Namun, apakah kita menyadarinya? Kita terlena dalam kesibukan dunia, lupa mensyukuri setiap detik yang berlalu.

Senyuman-senyuman kecil yang menghiasi hari-hari kita, seringkali terabaikan. Tanpa sadar, penderitaan mengintai, siap merenggut kedamaian yang kita miliki.

Hari berganti, waktu terus berjalan.

Hargailah setiap senyuman yang tercipta, sebelum senyuman itu berubah menjadi tangisan.

Jangan biarkan kebahagiaan terlewat begitu saja, sebelum datangnya penderitaan yang tak terduga. Setiap detik berharga, setiap momen berarti. Mari hargai kebahagiaan, sebelum kita tersadar dalam penderitaan yang menghimpit.

Di tengah keramaian kehidupan, seringkali kita terbuai oleh hiruk pikuk aktivitas sehari-hari.

Kita sibuk mengejar cita-cita, menyelesaikan tugas-tugas, dan melupakan betapa berharganya momen-momen kecil yang sebenarnya membawa kebahagiaan.

Terkadang, kebahagiaan datang dalam bentuk sederhana: senyuman dari orang terdekat, sinar matahari yang hangat, atau aroma kopi di pagi hari.

 

Namun, ketika kita terlalu fokus pada hal-hal material dan pencapaian, kita rentan kehilangan kepekaan terhadap kebahagiaan sejati.

Kebahagiaan sejati bukanlah tentang memiliki segalanya, melainkan tentang mampu merasakan syukur atas apa yang sudah ada.

Saat kita mulai kurang menghargai kebahagiaan, kita seakan membiarkan diri terperangkap dalam siklus keinginan tanpa akhir yang tidak pernah membawa kepuasan yang sejati.

 

Maka, mari renungkan kembali nilai sejati dari kebahagiaan.

Belajarlah untuk bersyukur atas setiap anugerah kehidupan, terimalah senyum kecil sebagai hadiah, dan jadikan kebahagiaan sebagai kompas dalam menjalani setiap langkah.

Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati bukanlah tujuan akhir yang harus dicapai, melainkan perjalanan yang harus dinikmati dengan penuh kesadaran dan syukur.

16/07/2024

Afid Alfian A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun