"Tentu."
"Janji pertama harus dipenuhi!"
***
"Maaf, karena semalam sekarang kamu jadi demam!"
Pria yang tengah mengemudi di sampingmu itu tertawa pelan. Kamu menatapnya, memandangi wajah pucat itu lekat lalu tanganmu terulur menyentuh dahinya. "Panas! Harusnya kamu enggak perlu jemput aku di sekolah! Istirahat saja, Al!"
"Aku cuma demam, Rim."
"Ya, tapi virus itu masih ada, kan? Gimana kalau kamu akhirnya terinfeksi juga?"
"Kamu tenang saja, itu enggak akan terjadi!"
"Kita ke rumahmu saja, aku akan obati kamu." Kamu menatap pria itu tajam saat akan protes. Pria itu akhirnya mengangguk pasrah. "Jangan membantah!"
"Baik Bu Guru!"
Kamu tidak menanggapi ucapan pria itu. Tatapanmu tertuju keluar kaca jendela mobil, memandangi deretan ruko yang sudah banyak buka, padahal beberapa waktu lalu memilih tutup atau hanya buka setengah hari saja.