Rayuan Perempuan Gila

Amarahmu masih belum mereda, dengan cepat kamu mendorong tubuh anak laki-laki yang sebenarnya lebih besar darimu itu. 

"Arimbi, jangan marah. Aku cuma enggak mau kamu kayak tadi!" 

"Kayak apa memang? Kamu sudahlah pergi sana. Kamu sama saja dengan ibuku!" teriakmu makin keras. Kamu tidak peduli jika ada orang yang mendengar. 

"Enggak mau. Aku teman kamu dan aku beda sama ibumu, Rim!" 

"Kata siapa?" sentakmu. 

Anak laki-laki itu menatapmu ragu lalu menarik tanganmu berjalan ke sisi pinggir jembatan itu. "Mau naik, kan?" Kamu mengangguk, tetapi enggan melakukannya. "Ayo!" 

Kamu masih bergeming, anak laki-laki itu menirukan persis apa yang kamu lakukan tadi. "Wah, anginnya enak banget, Rim!" 

"Al, mau terbang enggak?" Belum sempat anak laki-laki itu menjawab, kamu dengan cepat mendorongnya sampai terjatuh ke sungai yang gelap itu. 

"Arimbi, tolong aku!" Kamu tersenyum senang sambil melongok ke bawah, melihat sosok anak laki-laki yang sebenarnya tidak terlihat dan hanya terdengar suara meminta tolongnya saja. 

"Al, jangan becanda. Kamu bisa berenang loh!" 

"Ah, Alva becanda. Katanya tadi mau terbang!" serumu yang tidak mendapat jawaban.