Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tukang Kayu dan Joko Widodo, Kritik Tersembunyi dalam Satire Politik Tempo

14 Agustus 2024   15:50 Diperbarui: 14 Agustus 2024   15:50 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram tempodotco. (2024, August 14). Restu Istana Merebut Puncak Beringin 

Sosok yang mirip Gibran terlihat berusaha memanjat pohon yang sama, yang menunjukkan upaya putra Jokowi untuk mencapai puncak kekuasaan di bawah bimbingan dan dorongan ayahnya. Sosok mirip Agus Gumiwang di bagian atas pohon menambahkan dimensi kolaboratif. 

Ia tampak berperan sebagai bagian dari strategi yang diorkestrasi Jokowi. Kehadirannya di puncak menunjukkan pengaruh Jokowi yang melampaui hanya dorongan fisik; dia juga memastikan figur-figur yang loyal seperti Gumiwang tetap berada dalam posisi strategis untuk mengamankan kepentingannya.

3. Mitos dan Ideologi

Mitos yang dibangun dalam animasi ini adalah bahwa Jokowi, sebagai "tukang kayu," adalah figur sentral dengan kekuatan luar biasa dalam merombak dan mengendalikan dinamika politik di Indonesia. 

Ini memperkuat ideologi bahwa kekuasaan politik di Indonesia sering kali terpusat pada satu figur kuat yang memiliki kendali penuh atas arah politik bangsa. Metafora "tukang kayu" tidak hanya menggambarkan Jokowi sebagai seorang pemimpin yang bekerja keras dan cerdas, tetapi juga sebagai figur yang strategis dalam memanipulasi dan merombak kekuasaan untuk memastikan stabilitas dan keberlanjutan kekuasaannya.

Gibran dan Gumiwang dalam animasi ini tidak hanya bertindak sebagai sekadar anak atau kolaborator. Mereka adalah bagian dari "konstruksi" yang dilakukan oleh "tukang kayu" Jokowi. Mitos yang dibangun adalah bahwa kekuasaan dan posisi strategis di politik Indonesia tidak hanya diwariskan atau dicapai secara mandiri, tetapi juga diarahkan dan ditentukan oleh figur sentral yang mengontrol jalannya peristiwa, memastikan orang-orang yang dipercaya (seperti Gibran dan Agus) berada di tempat yang tepat untuk melanjutkan pengaruhnya.

Konfirmasi Narasi 

Dalam artikel yang dirilis oleh JPNN, kolumnis Dahlan Iskan menguraikan bahwa "tukang kayu" yang dimaksud dalam metafora satir Tempo merujuk pada Presiden Jokowi. Iskan menggambarkan Jokowi sebagai figur yang memiliki kendali penuh dalam dinamika politik Partai Golkar, di mana ia digambarkan sebagai sosok yang mampu "menebang" pohon beringin besar---simbol dari partai tersebut.

 Dalam pandangannya, Iskan juga menyebut bahwa Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, kemungkinan besar akan menjadi Dewan Pembina Golkar dengan kekuasaan yang diperluas, sebuah posisi yang sangat berpengaruh dalam struktur partai (Mufthia Ridwan, 2024).

Lebih lanjut dalam wawancara yang dilakukan oleh Kabartimurnews pada 12 Agustus 2024, pengamat politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, memperkirakan bahwa setelah mundurnya Airlangga Hartarto, akan terjadi penggabungan kekuatan antara Bahlil Lahadalia dan Agus Gumiwang (Kabartimurnews, 2024). Berikutnya berita dari Antaranews pada 13 Agustus 2024 mengungkapkan bahwa Agus Gumiwang ditunjuk sebagai pelaksana tugas Ketua Umum Partai Golkar. 

Namun Ia menyatakan tidak akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar definitif (Walda Marison, 2024). Keputusan ini bisa jadi merupakan strategi Agus untuk memfasilitasi Bahlil Lahadalia dalam menduduki posisi Ketua Umum, sesuai dengan prediksi Umam bahwa ada kolaborasi strategis di antara kedua tokoh tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun