Dalam beberapa tahun terakhir kita bisa lihat bagaimana drama Korea mulai memadati platform OTT internasional termasuk Netflix. Sejak 2017, Netflix memulai original production drakor melalui serial "Love Alarm".
Selanjutnya pada 2018, platform OTT asal AS ini berinvestasi senilai 348 miliar rupiah dari total budget 465 miliar rupiah untuk produksi serial "Mr. Sunshine". Hingga tahun 2021 lalu, semakin banyak original production Netflix dengan judul Korea. "Squid Game" dan "All of Us Are Dead" merupakan dua di antaranya yang meraih sukses internasional.
Tidak mau kalah dengan Netflix, platform OTT Disney+ asal AS juga ikut menampilkan drakor. Pada Februari 2022, Disney Plus merilis "Snowdrop", serial drama dengan seting pergerakan mahasiswa melawan rezim otoriter Korea Selatan pada akhir 1980-an.
Serial produksi JTBC ini dibintangi oleh salah seorang personil musik K-Pop, Jisoo dari Blackpink. Film ini ditonton oleh penonton Disney+ di seluruh dunia dan meraih sukses internasional.
Jika drakor sudah meraih sukses di berbagai belahan dunia, bagaimana dengan sinetron?
Munculnya platform OTT internasional dengan kebutuhan konten lokal menjadi angin segar bagi perkembangan sinetron menembus pasar internasional.
Paltform OTT regional seperti WeTV asal Cina dan Viu asal Hongkong cukup konsisten memasukkan sinetron ke dalam daftar tayangannya.
Mengutip dari website AkuratCo, dalam wawancara dengan Lesley Simpson, Country manager WeTV & Iflix, sinetron "Cinta Fitri" yang diproduksi kembali sebagai WeTV original production sukses menjadi trending di Malaysia, AS, dan beberapa negara lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H