Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Apakah TV Digital Bisa Nonton Youtube? Bingung Hal-hal Seputar TV? Ini Penjelasannya!

22 Mei 2022   19:00 Diperbarui: 22 Mei 2022   19:08 2496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bingung sama hal-hal seputar TV? Sekarang lagi ramai soal siaran TV Digital. Kalau tidak punya setup box & antena TV digital, maka kita akan berhenti terima siaran TV bulan November 2022 nanti. Lalu, kalau sudah punya Smart TV, apakah bisa tangkap siaran TV digital? Apakah TV digital bisa nonton Youtube?  Ada lagi istilah OTT TV, apakah itu?

Coba kita urai satu per satu pertanyaan itu. Pertanyaan pertama, apakah kalau sudah punya Smart TV bisa tangkap siaran TV digital? Jawabannya bisa ya, bisa tidak. Kenapa?

Sebenarnya Smart TV itu istilah buat perangkat TV yang digabung dengan perangkat komputer sehingga bisa terkoneksi ke internet dan menampilkan aplikasi online. Istilah awamnya, "TV yang digabung komputer." Tentunya kapasitas komputernya tidak terlalu besar seperti yang kita pakai buat laptop atau smart phone yang bisa main game online. Tapi cukup besar untuk bisa nonton Youtube atau aplikasi video lainnya. Nah, walaupun namanya "smart" yang berarti pintar, belum tentu bisa tangkap siaran TV digital.

Kalau bicara menangkap siaran TV dari antena, maka kita perlu perangkat yang punya sistem "TV Tuner". Ini yang membedakan beli TV dan beli monitor saja. Zaman sekarang monitor komputer dan TV tampangnya mirip-mirip saja karena rata-rata menggunakan layar datar berbasis LED. Bedanya, kalau beli monitor saja, kita tidak bisa langsung terima siaran TV. Bagaimana membedakannya? Gampang. Cek belakangnya, kalau ada colokan antena, itu berarti pesawat TV.

Kembali ke Smart TV. Sekitar pertengahan tahun 2014, Saya beli perangkat Smart TV keluaran Samsung. Waktu itu sudah dimulai percobaan siaran TV digital. Beberapa stasiun TV seperti TVRI, SCTV, Indosiar, Kompas TV, dll sudah mulai bersiaran digital. Penjualnya memastikan pesawat TV ini bisa menangkap siaran digital. Namun ternyata salah. Smart TV keluaran Samsung ini menggunakan sistem penangkap siaran digital DVB-T (digital video broadcasting-terrestrial) mengadopsi sistem di Korea Selatan. Sementara siaran TV digital di Indonesia menggunakan sistem DVB-T2. Ini ibarat hand phone CDMA yang dimasukkan kartu GSM. Karena dirancang untuk sinyal CDMA, tentunya tidak akan bisa menerima sinyal GSM.

Tapi tentunya semua TV terbaru saat ini yang menyediakan fitur penangkap siaran digital sudah mengadopsi sistem Indonesia, DVB-T2. Jangan lupa memastikan lagi. Kalau Smart TV keluaran lama belum tentu karena bisa jadi "TV Tuner" yang digunakan menerapkan sistem berbeda dengan Indonesia. Sementara untuk keluaran baru, pastikan sudah menyediakan fitur untuk menangkap siaran digital.

Sekarang beranjak ke pertanyaan kedua. Apakah TV digital bisa nonton Youtube? Sebenarnya ini lain cerita. Siaran TV digital tidak ada hubungannya dengan koneksi internet. Perangkat TV biasa yang menyediakan fungsi menangkap siaran digital, sama sekali tidak perlu terhubung ke internet. Ke depan, dengan dihentikannya siaran analog, semua produsen TV di Indonesia sudah pasti akan menyematkan kemampuan untuk menangkap siaran TV digital tanpa harus menggunakan setup box. Seperti pesawat TV biasa pada umumnya, walaupun bisa menangkap siaran TV digital, tidak perlu ada sistem koneksi ke internet kecuali Smart TV.

Di sini muncul istilah "setup box" atau STB. Sebelumnya istilah ini umum dipakai untuk TV berlangganan seperti K-Vision, Nexmedia, Indovision, Telkomvision, dsb. Agar pesawat bisa terkoneksi ke layanan tersebut, disediakan STB, perangkat tambahan dengan pengaturan khusus (setup) untuk pelanggan. Isi STB secara teknis adalah penerima siaran, baik itu melalui satelit, terestrial (antena), kabel, tergantung pada sistem yang dimiliki oleh penyedia layanan. Pada perkembangan selanjutnya, STB juga digunakan oleh penyedia layanan internet yang menggabungkan layanan TV berbayar seperti Indie Home, MyRepublic, First Media, dll. Selain perangkat pengatur internet atau router, pelanggan juga disediakan STB untuk mengangkses TV berbayar.  

Seperti namanya, "setup box" atau kotak pengatur dirancang untuk kepentingan penyedia layanan. Jadi, isinya disesuaikan atau dimodifikasi sesuai dengan layanan yang ditawarkan. Bisa saja STB ini dipasangi kemampuan untuk terkoneksi ke internet misalnya sehingga pengguna bisa browsing atau mengangkses aplikasi video online seperti Youtube, Netflix, VIDIO, dll. Ini berlaku juga untuk STB TV Digital yang sekarang beredar. Fitur paling mendasar tentunya menyediakan "TV tuner"siaran untuk pesawat TV pada umumnya yang belum menyediakan fitur ini. Lalu, produsen STB bisa saja menambahkan fitur lain agar menarik pembeli seperti koneksi ke internet supaya bisa mengangkses Youtube atau aplikasi lainnya. Jadi, kalau kebetulan kita beli STB TV Digital dengan fitur tambahan akses ke internet, bisa saja kita punya akses ke Youtube, Netflix, VIDIO atau platform OTT lainnya.

Nah, muncul lagi istilah OTT. Menjawab pertanyaan ketiga, OTT merupakan singkatan dari "over the top" atau "lewat atas" kalau kita terjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia. Istilah ini lekat dengan aplikasi yang menyediakan layanan video online. Istilah "lewat atas" berarti penyedia layanan konten bisa langsung menjangkau pengguna atau khalayak tanpa melalui operator lain.  

Ini berkaitan dengan era TV berbayar. Sebagai contoh, HBO (Home Box Office), layanan TV asal Amerika Serikat yang beroperasi sejak tahun 1972. Sejak awal mereka menjangkau pemirsanya melalui layanan TV berbayar.  Di sini HBO perlu operator TV berbayar untuk menyiarkan kontennya. Seperti tadi disebutkan, contoh-contoh TV berbayar di Indonesia antara lain Nexmedia, K-Vision, Telkomvision, & Indovision. Namun sekarang, HBO bisa menjangkau langsung pemirsanya melalui internet. Mereka membuat aplikasi "HBO Max". Pengguna bisa langsung berlangganan secara online untuk mengangkses konten-konten HBO tanpa melalui jasa operator lain.

Contoh dari HBO yang sebelumnya perlu melalui operator jasa TV berbayar lalu kemudian bisa langsung menjangkau penggunanya lewat internet menjadi landasan istilah OTT. "Over The Top" atau "lawat atas" tanpa perantara. Aplikasi yang digunakan seperti "HBO Max" disebut dengan OTT Platform. Istilah ini dilekatkan dengan layanan video online. Beberapa OTT Platform antara lain Netflix, Youtube, Disney+, WeTV, VIU, dan VIDIO.

Saat ini OTT platform disebut-sebut sebagai masa depan televisi. Siaran TV memiliki keterbatasan karena daya tampung gelombang elektronik untuk memancarkan sinyal di udara. Jadi, pada satu wilayah, frekuensi TV hanya bisa meneruskan beberapa siaran saja. Walaupun daya tampung ini bertambah dengan sistem siaran digital, tetap terjadi keterbatasan. Karena keterbatasan hanya sekelompok orang dengan izin dari negara yang dapat menyelenggarakan siaran TV. Sementara, OTT platform yang menggunakan jaringan internet tentunya tidak terbatas. Siapa saja bisa membuat OTT platform. Regulasi seperti perizinan dan pengawasan konten pun masih cukup longgar untuk konten-konten yang disebarluaskan melalui OTT platform. Hal ini membuat konten-konten di OTT platform bisa lebih bervariasi dibandingkan siaran televisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun