Mohon tunggu...
Afghan Puteh
Afghan Puteh Mohon Tunggu... Konsultan - Telekomunikasi

25th sebagai pekerja di bidang telekomunikasi, pemerhati teknologi informasi dan komunikasi, menyukai fotografi dan olah raga di alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Starlink Uji Coba Satelit Generasi Baru Dengan Layanan Direct-To-Cell atau Layanan Data Langsung ke Telepon Seluler

10 Februari 2024   20:28 Diperbarui: 10 Februari 2024   20:31 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Graphic of Starlink's direct to cell function. Photo: SpaceX

SpaceX mengubah teknologi telekomunikasi. Dengan peluncuran konstelasi satelit Starlink di orbit rendah Bumi dapat membuat akses Internet tersedia secara universal di seluruh planet. Saat ini menggunakan Starlink untuk mengakses Internet atau melakukan panggilan telepon membutuhkan parabola dengan kabel dan modem/router yang mendukung WiFi.

Layanan Starlink dapat berfungsi dengan baik karenakan banyaknya satelit yang telah ditempatkan SpaceX di orbit dan masih akan bertambah. Sampai dengan sekarang, lebih dari 5.500 satelit telah mengorbit bumi, tapi untuk cakupan secara global yang mumpuni masih membutuhkan sekitar 6.500 satelit lagi.

SpaceX berencana konstelasi satelit nantinya berjumlah 42.000 dengan berbagai tipe satelit untuk memberikan layanan yang berbeda. Beberapa satelit akan dibuat dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan militer AS. Satelit-satelit  ini baru diuji coba di Kutub Utara dan dinamakan Starshield.

Sebelum kelahiran satelit-satelit Starlink, satelit-satelit geo-stasioner adalah pendahulu generasi satelit yang berfungsi sebagai transmisi sinyal televisi ke rumah-rumah yang dilengkapi dengan antena parabola. TV satelit mengandalkan satelit yang ditempatkan di orbit geo-stasioner. Orbit satelit geo-stasioner berada pada jarak sekitar 30,000 km dari bumi bergerak dengan kecepatan yang selaras dengan rotasi bumi sehingga tampak diam. Satelit Starlink mengorbit pada ketinggian yang jauh lebih rendah dan bergerak lebih cepat dari rotasi bumi untuk mempertahankan ketinggian nya, sehingga orientasinya tidak selalu selaras dengan stasiun bumi. Satelit-satelit Starlink akan membagi signal dengan satelit-satelit Starlink berikutnya untuk menyediakan koneksi yang berkelanjutan.

Starlink memiliki banyak satelit dengan tipe yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan layanan yang diperlukan. Para astronom mengkhawatirkan hali ini karena satelit-satelit ini dapat mengganggu pengamatan bintang dan planet di malam hari.

Pada awal tahun 2023 Starlink mengembangkan dua versi satelit baru dengan nama V2. Kedua versi tersebut diberi nama "Large" (besar) dan "Mini" (Kecil). V2 Large adalah satelit masa depan dan V2 Mini yang akan diluncurkan pada akhir 2023. V2 Mini memiliki berat 800 kilogram (1.760 pon) atau hampir 3 kali lebih berat dari satelit Mini pendahulunya.

V2 Mini dilengkapi dengan peralatan satelit berteknologi baru yang dapat melayani jaringan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari pendahulunya sehingga dapat meningkatkan kinerja jaringan komunikasi yang mulai mengalami perlambatan seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan.

Bobot satelit V2 Mini kemudian mempengaruhi jumlah satelit yang dapat ditempatkan oleh roket Falcon 9 ke orbit, jika sebelumnya adalah 60 satelit dalam 1 peluncuran, maka sekarang maksimal 21 satelit.

Graphic of Starlink's direct to cell function. Photo: SpaceX
Graphic of Starlink's direct to cell function. Photo: SpaceX

Bagaimana Cara kerja Direct-To-Cell

Komunikasi panggilan suara ataupun data dari jaringan telepon seluler ke jaringan lain dengan menggunakan koneksi satelit sekarang ini adalah sama dengan koneksi dengan WiFi di rumah, tempat kerja, ataupun tempat umum. Jika telepon seluler terlalu jauh dari router WiFi maka koneksi akan terputus. Koneksi tidak dapat dilakukan tanpa melalui router WiFi yang terhubung dengan antenna parabola ke jaringan satelit Starlink

Direct-To-Cell adalah layanan yang menghubungkan telepon seluler langsung dengan satelit tanpa melalui jaringan lain seperti WiFi, selayaknya melakukan panggilan suara ataupun data secara normal tanpa terhubung ke jaringan WiFi

Satelit Starlink V2 Mini yang baru dirancang untuk berintegrasi dengan jaringan seluler dan menggunakan antena array yang canggih untuk menyediakan koneksi satelit-ke-telepon seluler. Sambungan komunikasi langsung ini akan memungkinkan pengguna untuk mengakses internet berkecepatan tinggi melalui jaringan Starlink bahkan di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan seluler.

Peningkatan utama dari satelit Starlink generasi baru meliputi:

  • Antena yang kuat dan hubungan antar satelit untuk komunikasi langsung dengan perangkat nirkabel
  • Mendukung frekuensi telepon seluler seperti pita LTE dan 5G
  • Peralihan yang mulus antara konektivitas jaringan terestrial dan satelit
  • Peralatan pengguna berbiaya rendah yang meniadakan kebutuhan akan terminal lain bagi pengguna
  • Peningkatan kapasitas dan kecepatan untuk melayani area dengan konektivitas terbatas

Dengan memanfaatkan antena array maka satelit Starlink akan dapat mempertahankan koneksi dengan perangkat seluler yang bergerak cepat di Bumi. Hal ini merupakan evolusi besar dalam teknologi satelit dan bagaimana orang terhubung ke internet pada saat bepergian.

Secara keseluruhan, konektivitas langsung ke telepon seluler dari satelit Starlink akan sangat memperluas akses internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia, terutama bermanfaat bagi daerah-daerah terpencil yang saat ini masih kekurangan infrastruktur broadband. Kombinasi jaringan berbasis ruang angkasa Starlink dengan jaringan seluler akan memungkinkan jangkauan telepon seluler universal secara global.

Uji Coba Layanan Direct-To-Cell di AS

Uji coba saat ini diawasi oleh Komisi Komukasi Federal AS (FCC) dengan melibatkan 840 satelit Starlink V2 Mini berteknologi Direct-To-Cell, dengan T-Mobile AS sebagai Operator Seluler testbed nya.

Pada bulan Oktober 2023 Starlink telah mengiklankan layanan Direct-To-Cell untuk koneksi suara dan text dan layanan koneksi data pada tahun 2025. Starlink bermaksud untuk memperluas cakupan layanannya hingga operator seluler di Kanada, Australia, Selandia Baru, Swiss, dan Jepang.

Satelit V2 Mini menjadi proyek percontohan Direct-to-Cell. Masing-masing dilengkapi dengan modem eNodeB teknologi baru yang berfungsi seperti menara seluler di luar angkasa yang memungkinkan berintegrasi dengan jaringan standar di Bumi. Kekhawatiran yang diungkapkan oleh operator selain T-Mobile adalah antenna array di V2 Mini dapat mengganggu transmisi menara seluler tradisional yang dioperasikan oleh operator seluler dan Internet lainnya. Uji coba dijadwalkan berlangsung selama 180 hari dan harus membuktikan atau menyangkal kekhawatiran ini.

Implikasi dari Layanan Direct-To-Cell

Jika telekomunikasi dapat dibebaskan dari keterikatan pada jaringan berbasis darat, maka hal ini berarti cakupan tanpa gangguan di seluruh dunia, tidak hanya untuk telepon seluler tetapi juga perangkat Internet-of-Things (IoT). Berarti akses tanpa batas dari mana saja termasuk lokasi-lokasi terpencil yang saat ini tidak memiliki jangkauan seluler.

Apakah ini hal yang baru? Tidak. Jaringan satelit Iridium telah melayani lebih dari 400,000 pelanggannya dengan perangkat telepon khusus. Tetapi apa yang disediakan oleh Starlink meniadakan kebutuhan akan telepon khusus yang mahal.

Mempertimbangkan penggunaan telepon seluler/pintar murah saat ini yang jumlahnya hampir mencapai 6 miliar, Starlink Direct-to-Cell akan sama revolusionernya dengan jaringan ponsel terestrial yang pertama kali digunakan di Jepang pada tahun 1979.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun