Mohon tunggu...
Afghan Puteh
Afghan Puteh Mohon Tunggu... Konsultan - Telekomunikasi

25th sebagai pekerja di bidang telekomunikasi, pemerhati teknologi informasi dan komunikasi, menyukai fotografi dan olah raga di alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Konektivitas Digital Melalui Konstelasi Satelit Orbit Rendah atau LEO

10 Februari 2024   00:06 Diperbarui: 10 Februari 2024   00:40 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Internet satelit LEO memerlukan antena parabola kecil dan modem untuk menghubungkan jaringan rumah Anda. Perangkat kerasnya biasanya berharga beberapa ratus dolar. Namun, banyak penyedia yang mensubsidi biaya peralatan atau menawarkan biaya sewa bulanan yang terjangkau untuk mengurangi hambatan biaya di muka. Misalnya, Starlink SpaceX mengenakan biaya $599 untuk perangkat keras tetapi juga menawarkan biaya sewa $50/bulan.

Tarif berlangganan internet bulanan dirancang agar mampu bersaing dengan layanan broadband yang sudah ada, namun tetap pada tingkat premium. Misalnya, Starlink mengenakan biaya $110 per bulan sedangkan paket menengah Viasat adalah $65-$100 per bulan. Internet satelit LEO umumnya lebih mahal daripada broadband dasar tetapi dapat menawarkan kecepatan lebih cepat dan keandalan lebih tinggi.

Yang terpenting, satelit dapat menyediakan akses internet ke daerah pedesaan dan terpencil di mana biaya pemasangan kabel atau fiber akan sangat mahal. Meskipun bukan pilihan termurah bagi pengguna di perkotaan, internet satelit memberikan peluang digital bagi mereka yang berada di wilayah yang kurang terlayani. Keterjangkauan dan kinerja konstelasi LEO membuka pintu baru untuk menjembatani kesenjangan digital.

Regulasi dan Perizinan

Pengoperasian konstelasi satelit LEO memerlukan persetujuan regulasi dan lisensi spektrum yang luas di berbagai negara dan yurisdiksi. Proses regulasi menimbulkan tantangan yang signifikan bagi operator LEO mengingat sifat jaringan mereka yang global.

Penyedia LEO besar seperti Starlink dari SpaceX dan Kuiper dari Amazon harus mengamankan akses pasar dan hak spektrum di setiap negara tempat mereka ingin menyediakan layanan. Mereka harus mengajukan permohonan izin dari regulator telekomunikasi nasional dan bekerja sesuai regulasi dan kebijakan khusus masing-masing negara seputar layanan broadband satelit. Jangka waktu persetujuan sangat bervariasi.

Di Amerika Serikat, Komisi Komunikasi Federal (FCC) mengawasi perizinan konstelasi satelit seperti Starlink. Operator harus mengikuti pedoman ketat seputar pembuangan wahana ruang angkasa dan mencegah puing-puing orbital. FCC telah memberikan Starlink lisensi hingga 12,000 satelit.

Uni Eropa (UE) relatif terbuka untuk memberi otorisasi pada konstelasi besar seperti Starlink, karena melihat perluasan akses broadband sebagai kepentingan strategis. Meski begitu, European Space Agency (ESA) tetap menkhawatirkan dampaknya terhadap astronomi dan sampah luar angkasa. Masing-masing negara UE seperti Prancis memiliki regulasi yang harus dipatuhi oleh operator.

Tiongkok mewajibkan perusahaan satelit asing untuk bermitra dengan perusahaan Tiongkok untuk mengakses pasar negaranya. Starlink dan lainnya masih berupaya mengatasi hambatan regulasi untuk menawarkan layanan di Tiongkok. Negara ini juga memiliki rencana broadband LEO sendiri, seperti Hongyan.

Negara-negara berkembang lainnya juga berkeinginan untuk memperluas konektivitas dan memberikan perizinan yang disederhanakan. Namun koordinasi spektrum ITU (International Telecommunication Union) dan pengalokasian slot orbit untuk ribuan satelit lainnya masih menjadi kendala. Risiko puing-puing sampah ruang angkasa juga menjadi perhatian internasional.

Regulasi terus berkembang seiring dengan pertumbuhan jaringan satelit LEO. Menyederhanakan perizinan sambil mengatasi permasalahan seperti keamanan ruang angkasa akan menjadi kunci untuk membuka potensi penuh dari internet satelit global.

Persaingan dengan Kabel Serat Optik dan 5G

Internet satelit LEO menghadapi persaingan dari layanan broadband tradisional seperti kabel serat optik dan jaringan nirkabel 5G. Namun dalam beberapa kasus, layanan tersebut mungkin lebih bersifat saling melengkapi dibandingkan bersaing secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun