Mohon tunggu...
affan amrullah
affan amrullah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

PUISI | Perceraian

13 Desember 2018   19:35 Diperbarui: 13 Desember 2018   22:17 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak berapa orang menjadi jatuh.

Menjadi lemah apa itu patuh.

Seberapa kerasnya hidup melalui logika.

Lupa janji timbullah derita.

Teraput selisih umur jauh.

Bercinta serius untuk utuh.

Tapi itu masa lalu.

Kenang indah bersamanya dahulu.

Aku sedikit memanipulasi itu.

Karena pembodohan dengan otak hantu.

Entah kenapa terpaut hingga begitu.

Cukup semangat itu tentu.

Aku adalah anak korban bodoh sicerai.

Penilaian semena-mena sayang atau cinta.

Mungkin mereka akan menyadari.

Kesalahan terbesar menjadi sebuah derita.

Untuk aku tetap teguh.

Anak semata wayang entah tujuan.

Semoga ini tak berpengaruh.

Untuk masa depan dan tujuan

Semangat adalah pasti.

Loyalitas otak itu harus kulalui.

Untuk kau yang terjadi ini.

Tuhan menjaminmu dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun