Lalu kita biarkan saja?
Tidak juga ma, cukup kita beritahu kesalahannya dengan nada tenang dan meminta sang anak untuk tidak mengulangi hal tersebut "Nak, coba lihat  kalau temboknya di corat coret, temboknya jadi tidak enak di pandang ya" Si anak tentunya akan berfikir "oh, iya ya ma temboknya jadi jelek" Nahh kalau begitu nanti besok-besok cari mainan yang lebih asyik lagi ya" Teguran seperti ini di rasa lebih baik ya dibandingkan dengan cara "Nak, gimana sih kok mainnya corat-coret tembok, ngerusak aja!" dengan teguran begitu anak merasa dirinya terancam dan kreativitasnya pun merasa di batasi seketika itu.
Orang tua adalah tempat terbaik bagi anak untuk dapat bercerita tentang apapun yang sudah di laluinya. Menumbuhkan keluarga yang penuh dengan kasih sayang akan membuat anak lebih percaya diri untuk menunjukkan segala hasil karya yang sudah di lakukannya, seperti apapun hasilnya. Apresiasikan segala yang dilakukan nya dengan tulus.
Seperti yang sudah di katakan, kreativitas tidak ada batasnya. Jadi, jangan pernah samakan jalan pikiran mama dengan jalan pikiran sang anak. Sesungguhnya mereka belum mengerti konsep pada kehidupan. Jadi, mereka tidak mengerti mana yang benar, dan mana yang salah.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H