Sambil menunggu api menyala dan bercerita tentang pengalaman melewati malam sambil bertanya-tanya ada kejadian apa semalam, tentang serangan babi yang mengobrak abrik alat-alat masak, tentang suhu yang sangat dingin, yang tidak nyeyak tidurnya karena kelelahan.
Di pagi yang diselimuti embun pagi yang tebal dimana kulit dapat merasakan percikan air embun, bersama-sama menyiapkan menu pagi campinger dengan menu tetap mie dan telur.Â
Sambil menyeruput kopi hangat dan melihat jejeran pohon-pohon tinggi disekitar lembah yang menjadi tempat bermainnya burung Kakatua Putih atau sering di sebut burung Yakub. Tim bergerak turun untuk kembali merasakan air hangat-hangat kuku di kolam air panas sebagai pengganti mandi pagi dan menghilangkan bau asap ditubuh malam lalu.
Antusias untuk mencapai air terjun yang relatif dekat sekitar 200 m dari bibir sungai dengan sedikit jalan menanjak. Takjub dengan air terjun yang memiliki beberapa tingkat air terjun, dengan aliran air yang segar dan kolam-kolam kecil di bawah air terjun cukup untuk berendam. Bermain air dan bercanda seperti anak-anak kecil yang diajak berwisata air namun harus tetap menjaga kewaspadaan karena batu-batu licin yang dilapisi oleh lumut.
Saat melewati daerah Gunung Pasir yang terkenal "Angker" bagi kendaraan-kendaraan yang melewati wilayah itu, disebut angker karena medannya yang sulit karena kontur jalannya yang berupa batu-batu dan pasir yang tidak kokoh untuk pijakan ban saat berputar untuk menaiki dan menuruni Gunung pasir ini.Â
Motor "G" harus berkerja keras sehingga kampas koplingnya habis sehingga jokinya harus mendorong Motor "G" yang sudah habis nafasnya dan akhirnya harus numpang Truk menuju bengkel terjauh (karena tidak ada bengkel lagi sampai masuk wilayah Manokwari.Â
Dan ada secret story di Mobil Triton ada salah satu penumpang mengalami mabuk darat karena  mobil yang melaju kencang dengan meliauk-liuk dan melewati gelombang jalan yang membuat lambung menjadi galau dan kebetulan baru juga beliaunya baru proses penyembuhan sakit Malaria. Sedikit tambahan bumbu diakhir cerita tamasya menjadi kenangan bagi para pelakunya saat berbagi cerita bersama. Â
Terima kasih ya Allah masih memberi kesehatan dan waktu untuk menikmati anugrah-Mu di tanah papua ini.