Mohon tunggu...
Muhammad Afandi Helmi
Muhammad Afandi Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Doing better

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030061

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jeritan Pedagang Rest Area Banjaratma di Masa Pandemi

24 Juni 2021   08:23 Diperbarui: 24 Juni 2021   08:49 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar menu masakan (dokpri)

Maka dari itu, banyak pedagang yang menjerit. Bagaimana tidak, pengelola membebankan biaya sewa sebesar 10 juta rupiah per lapak setiap bulannya. 

"Banyak pedagang yang menjerit karena tidak sanggup bayar, Mas. Sudah pengunjungnya sepi, harga sewanya malah mahal. Harusnya dari pengelola memberikan keringanan atau gimana gitu, biar kita para pedagang tidak terlalu keberatan mikir sewa lapak setiap bulannya, Mas. Terus kasihan juga mereka yang modal usahanya dari hutang, setiap bulan harus mikirin cicilannya," kata Ibu Ismi.

Biaya sewa yang mahal menyebabkan harga makanan di rest area juga ikut mahal. Selain para pedagang harus memikirkaan biaya sewa yang mahal, beberapa pedagang juga harus memikirkan gaji untuk karyawannya yang harus dibayar.

"Pendapatan saya berdagang yang awalnya sehari dapat sekitar 2 juta rupiah, sekarang paling cuma Rp 250 ribu per hari. Belum buat sewa lapak, belanja, sama bayar karyawan. Walaupun gaji karyawan disini rata-rata cuma 1 juta, tapi itu juga harus dipikir," tambahnya.

Kendati demikian, Ibu Ismi berharap pandemi bisa cepat selesai dan beliau bersama pelaku UMKM lainya dapat melanjutkan usahanya seperti sedia kala. Dengan demikian, para pedagang di rest area dapat memenuhi kebutuhan keluarganya tanpa harus pusing memikirkan biaya sewa setiap bulanya.

Ibu Ismi berpesan kepada para pelaku UMKM lainya untuk terus bertahan dan bangkit dari pandemi ini serta tidak putus asa akan keadaan. Beliau meyakini bahwa rezeki sudah ada yang mengatur, kita hanya dapat berusaha, bertawakal, serta mensyukuri apa yang ada dan kita jalani sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun