Sekitar ba'da zuhur ternyata bertiga hendak keluar. Aku tahan diri untuk tidak banyak tanya seperti yang sudah-sudah. Karena ternyata annoying buat ibuk.
Aku tidur.Â
Sebangunnya aku, rumah masih sepi. Belum lapar. Tapi kulihat sisa telo ada 3 potong. Gandos rangin dari rumah murid les juga utuh 2 potong. Aku makanlah itu.
Di sisa makan, datanglah om Ari bonceng Gaza, dan ibuk sendiri. Panas sekali udara di luar. Tanpa mampir dapur Gaza dan om Ari masuk bagian rumah yang lebih sejuk di depan.
Sempat aku bilang ke om "telone tak entekke ya" diangguki
Di belakang ibuk masuk. Amat sangat kucoba tahan untuk tidak membuat sedikitpun kesalahan. Diam. Gak perlu kepo.
Mata kami bertemu dari kejauhan, "ngopo El" basa basi ibuk. "Ngentekke telo" jawabku apa adanya.
Ternyata ini mentrigger lagi sesuatu yang aku takutkan.
Ibuk yang tadi sudah masuk rumah. Kembali di ambang pintu dengan nada agak tinggi sedikit "nek lesu ki mangan. Gawe lawuh dewe. Wong yo ono endog, ono tempe. Seenengane lho. Wong yo wes gede. Mosok gak iso masak dewe"
DUARRR
I don't think kalimat yang hampir sama kubilang ke suaminya akan berefek 180 di istri.