Es krim biasa menjadi hidangan penutup atau dessert di luar negeri.
Namun hal ini sepertinya tidak berlaku di Indonesia. Atau setidaknya, tidak berlaku bagi lingkungan sekitar saya --sejauh ini. Es krim dapat dinikmati setiap saat. Menjadi simbol kelembutan, kehangatan, dan kasih sayang.
Bagi seorang kekasih, memberikan es krim kepada pasangannya merupakan hal yang romantis dan sepertinya tidak akan pernah terlupa dilakukan. Ataupun menjadi pelengkap saat berkumpul dengan keluarga maupun teman. Bahkan menjadi teman bersantai di kala sendiri.
Salah satu pelopor produk es krim skala nasional di Indonesia adalah Es Krim Campina yang terletak di Surabaya. Berdiri sejak tahun 1972, Campina menjadi salah satu produsen es krim asli Indonesia yang tumbuh dan bisa dinikmati dari generasi ke generasi.
Namun beberapa orang memiliki kendala tiap hendak mengonsumsi makanan ataupun minuman. Hal ini juga terjadi pada konsumen es krim. Seperti :
Alergi Susu & Vegetarian
Kita semua tahu bahwa es krim berbahan dasar susu. Hal ini tentu menjadi halangan bagi seorang yang memiliki alergi pada susu sapi, maupun orang yang tidak mengonsumsi daging dalam segala bentuk (baca : vegetarian).
'Lidah Indonesia'
Varian rasa es krim seperti Coklat, Vanila, Strawberry, dan seterusnya, pastinya kurang diminati oleh orang 'berlidah asli Indonesia' yang mana biasa mengonsumsi tape, ketan, kacang hijau --dsb, sebagai camilan ataupun campuran minuman (kolak misalnya).