Tangan manusia semerbak kini penuh penyakit, tak bergerak aliran darahnya tersumbat menjadi kredit,
Para pekerja memburu angin, menghayal bayangkan kurva, garisnya bergoyang-goyang tertiup angin,
Monopolistik berkuasa, pasar terdahulu sisakan kenangan menjadi lemah tak berdaya,
Kemana kepiawaian itu?
Masa kini barang didistribusikan melayang-layang tembus ruang dan waktu, seketika meminta langsunglah tiba.
Barang dikomersilkan jasa dikemanakan?
Sebentar lagi jasa musnah dari dunia,
Revolusi industri melaju begitu pesat, mungkin makan bertangan tidak lagi menjadi lezat.
Tangan manusia menjadi tak berharga,
mesin-mesin industri lebih bertenaga dari manusia, yang membuatnya sekalipun.
Tukang –tukang jahit, tukang kayu terdidik harus berjuang tahan hidup,
Sebab manusia-manusia itu lebih suka menggunakan mesin dibanding sesama manusianya.
Ada yang menggunakan manusia, gaji sedikit lalu suka bermain pecat,
Kini zaman mesin-mesin berfikir, kuli terpaksa tersingkir.
Tangan manusia tak bergoyang rutin, seperti tarian permintaan dan penawaran naik turun,
Khiasan santai menyelimuti, padahal tangan mengharap elastis sempurna.
Agar terolah raganya, jarinya menguat,
Oohh revolusi industri..
Camkan! Sebentar lagi, dunia menjual janji-janji,
semua serba barang, jasa akan menghilang,
maka tinggal lah manusia berpatung
dengan arus nafasnya yang sia-sia.
Ahmad Fadhil Imran, Sidrap, 27 September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H