Sunyi berbunyi sepi menepi,
Lara dimakan bara, sendiri ditelan hari.
Kubertanya, dia pun kembali bertanya
Harap kejujuran terlontar dari bibirnya,
Ajaib, bibirnya kecil tapi mencibir,
Hatiku semakin terselir.
Saat kelam jadi temaram, beranjak meremang
Kukirim sajak syahdu tapi tak merdu,
Kala malam berganti pagi, ketika jiwa dielus mudanya mentari
Dalam sajak abadi, tersampaikan pesan untuknya setiap hari.
Ketika rasa berat menyapa,
Salam terkirim selalu entah berapa,
Jarak melampaui batas tak mengapa,
Syukurku, Luka duka telah terlupa.
Ahmad Fadhil Imran,
Makassar, 31-01-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H