menggelayut di langit malam yang kelam. Bulu kudukku makin merinding.
Lampu ruangan berpendar tetapi makin meredup.
Pyar!
Kegelapan meraja, lampunya
mati! Tolong! Untungnya semenit kemudian, cahayanya kembali bersinar.
Aku putuskan untuk mencari Mas Agus dan Lila, karena bidan atau dokter tak kunjung
datang. Namun ke mana mereka pergi? Kira-kira di mana kantinnya?
Kulihat seseorang berpakaian batik. Ah, mungkin dia tahu di mana lokasi kantin. "Bu,
maaf mau tanya. Di mana ya kantinnya?"
Ia hanya meringis, tak menjawab atau mengiyakan.
Aneh sekali?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!