pasca bersalin, dan membantu menjaga Lila yang baru berusia 7 tahun.
Nanti saja aku jelaskan kepada Lila, mengapa ibunya harus masuk RS. Walau hanya
anak angkatku, namun aku menganggapnya sebagai anak kandungku. Entah mengapa
di sini rasanya aku tidak mood untuk bicara. Padahal di rumah, aku selalu dianggap
sebagai Nyonya Nanis Sumarnis yang cerewet, oleh Mas Agus, suamiku.
Kami masuk lalu kebingungan mencari poli kandungan. Rumah Sakit ini sepertinya
sudah cukup tua, tampak dari desain interiornya yang tampak seperti bangunan kuno.
Tembok putih dan tegel warna abu-abu kusam, serta bangku kayu seakan menyapa
kami.
Hawa dingin menyergap saat aku, suamiku, dan Lila melangkah di koridor. Ada
perasaan janggal saat aku berada di sini, dan bulu kudukku merinding. Kubaca doa