dalam hati, semoga tidak akan terjadi apa-apa di sini.
Aneh, bukankah biasanya RS tetap ramai walau tengah malam? Sepertinya di kota kecil
seperti ini, pasiennya hanya sedikit, sehingga suasana sangat lengang.
Akhirnya kami temukan poli kandungan. Sambil menunggu bidan datang, aku tengok
kanan-kiri. Mengapa tidak ada yang menjaga?
"Papa, aku lapar!"
Ah, putriku ternyata kelaparan. Spontan suamiku membawanya mencari makanan di
kantin. Semoga masih buka. Tangan Mas Agus menggenggam Lila erat-erat. Mereka
meninggalkanku sendirian di sini, dan aku harus memberanikan diri. Namun aku lega,
sepertinya kemarahan suamiku pada Lila sudah mereda.
Dua tahun lalu aku keguguran karena tak sengaja terjatuh saat bermain dengan Lila.