Mohon tunggu...
SALSABILA SYAFAADZRA
SALSABILA SYAFAADZRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hoaks? Jangan Kasih Jalan! Mari Bangun Jalan Tol Informasi yang Benar

29 Desember 2024   14:30 Diperbarui: 29 Desember 2024   14:30 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

 Semakin canggihnya teknologi, semakin cepat pula menyebarnya sebuah informasi. Penyebaran kebudayaaan antarkomunitas bahkan antar bangsa dimungkinkan terjadi karena berkat keterbukaan informasi. Hal ini merupakan salah satu sisi positif dari perkembangan teknologi, namun ada juga sisi negatifnya, yaitu banyak terjadinya misinformasi dan hoaks.

Misinformasi adalah informasi yang keliru, tetapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa itu benar. Misinformasi disebarkan karena kesalahan atau tanpa maksud untuk menyesatkan. Sedangkan hoaks adalah informasi yang tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah hal itu benar adanya.

Ada banyak sekali hal yang dapat kita lakukan untuk menghindari dan mengurangi menyebarnya misinformasi dan hoaks itu. Hal ini tentu saja membutuhkan peran dari berbagai kalangan. Mulai dari diri kita sendiri, peran pemerintah, peran media, serta peran dari platform sosial media.

Solusi dalam mengurangi misinformasi dan hoaks bisa kita mulai dari diri kita sendiri. Sebagai pengguna teknologi, sudah sepatutnya kita membekali diri dengan meningkatkan literasi digital. Bisa dengan cara mengikuti seminar dan workshop mengenai literasi digital.

Dalam mencari informasi, kita juga harus waspada dengan judul informasi apabila bersifat provokatif. Ada baiknya mencari sumber berita resmi yang juga membahas topik yang sama untuk dijadikan pembanding, apakah informasi tersebut factual atau tidak.

Kita juga harus selalu mengkroscek suatu berita ketika akan membagikannya. Baik membagikan melalui platform digital atau melalui lisan secara langsung. Cara lainnya yaitu kita bisa selalu mendukung platform-platform yang memprioritaskan informasi yang akurat.

Peran yang tak kalah penting juga datangnya dari pemeritah. Sebagai wadah aspirasi Masyarakat, pemerintah memiliki andil besar dalam mengatasi masalah misinformasi dan hoaks ini. Pemerintah bertugas untuk membuat regulasi yang melindungi masyarkat dari hoaks.

Upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan menutup akses konten atau akun yang terindikasi menyebarkan hoaks. Pemerintah juga dapat menyediakan sumber informasi yang resmi dan mudah diakses oleh Masyarakat, seperti situs web resmi atau pusat informasi yang dapat dijadikan referensi.

Pemerintah juga dapat mengadakan seminar kesadaran publik yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada Masyarakat agar dapat mengevaluasi dan mengkritik informasi yang ditemui secara online.

Solusi selanjutnya dalam mengatasi penyebaran misinformasi dan hoaks adalah melalu peran media. Sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan informasi, sudah seharusnya melakukan pemeriksaan fakta secara ketat terakit berita yang ada.

Sebelum menerbitkan berita, jurnalis perlu memastikan bahwa informasi tersebut sudah diverifikasi dengan baik. Ini bukan hanya tentang profesionalisme, tetapi juga tentang tanggung jawab moral untuk memberikan informasi yang benar kepada publik. Hal ini tentu saja akan sangat berdampak terhadap independensi jurnalistik media tersebut, apakah informasi yang di sampaikan sudah sesuai fakta atau malah membalikan fakta. Media juga harus bersikap netral dan tidak terpengaruh oleh pihak ketiga.

Kolaborasi antara jurnalis dan platform media sosial juga sangat penting untuk mengidentifikasi dan menghentikan penyebaran konten palsu. Media sosial merupakan pedang bermata dua dalam konteks penyebaran informasi. Di satu sisi, media sosial memungkinkan jurnalis untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan berinteraksi langsung dengan pembaca. Di sisi lain, platform ini juga menjadi sarang bagi penyebaranhoaks. Oleh karena itu, jurnalis perlu memanfaatkan media sosial dengan bijak.

Kemudian solusi selanjutnya adalah dari peran platform media sosial itu sendiri. Mungkin bisa dengan cara memperbaiki algoritma penayangan konten. Bisa lebih memprioritaskan konten-konteng yang berasalah dari sumber berita resmi dan akademis. Memberikan peringatan atau langsung saja di banned akun akun yang sudah terbukti menyebarkan hoaks.

Dengan memperbaiki algoritma dan menambahkan fitur pengamanan, platform media sosial dapat membantu mengurangi penyebaran hoaks dan mempromosikan informasi yang akurat. 

            Mengatasi penyebaran informasi dan hoaks membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Ayo mari kita bersama lawan hoaks dan ciptakan ruang digital yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun