Kemajuan teknologi yang begitu pesat dan beralihnya zaman dari era konvensional menuju era digital telah mempengaruhi berbagai sektor kehidupan manusia. Keseharian kita saat ini sudah sangat dipengaruhi oleh mesin yang dirasa mampu mempermudah kehidupan manusia.
Meski memiliki beberapa dampak negatif, tapi dampak positif yang diberikan oleh teknologi tentunya lebih besar. Sebagai contoh, adanya ponsel memudahkan manusia dalam berkomunikasi tanpa terbatas oleh jarak dan waktu.
Seiring berjalannya waktu, saat ini ponsel sudah berevolusi menjadi smartphone yang bisa melakukan banyak hal. Mulai dari mendengar lagu, radio, mencari informasi dengan perantara google, menonton tv, hingga bermain game.
Saat ini bahkan sudah banyak wacana teknologi-teknologi yang nantinya bisa menggantikan peran manusia dalam berbagai profesi pekerjaan. Wah, sangat menarik ya.Â
Namun, tentunya kita tidak boleh kalah dari teknologi ya, Sahabat. Jangan mau keberadaan kita sebagai manusia dikalahkan oleh teknologi yang kita ciptakan sendiri.
Teknologi tidak punya simpati dan kepekaan terhadap rasa seperti yang dimiliki oleh manusia. Teknologi hanya bisa melakukan apa yang sudah diprogramkan kepadanya tanpa bisa mengimproviasasi dan membedakan baik atau buruk.Â
Tindakan terbaik yang bisa dilakukan adalah, manusia dengan bijak memanfaatkan teknologi untuk membantu kehidupan pribadinya dan orang lain.
Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam membantu kehidupan manusia adalah munculnya gerakan-gerakan sosial yang membuat platform donasi digital agar setiap orang punya kesempatan berbagi kepada mereka yang membutuhkan meski berada dalam zona waktu dan geografis yang berbeda.
Di Indonesia sendiri, gerakan-gerakan sosial ini menjelma menjadi badan usaha formal yang sah dan memiliki kekuatan hukum agar bisa bergerak lebih leluasa dalam mengumpulkan dan menyalurkan bantuan ke berbagai daerah.Â
Tidak hanya di perkotaan, bahkan ada organisasi yang membukan kesempatan bagi orang-orang yang ingin memberikan bantuan kepada mereka yang hidup di pedalaman, yaitu Insan Bumi Mandiri.
Oke, artikel ini tidak akan membahas tentang bagaimana seluk beluk teknologi yang diterapkan lembaga tersebut ya Sahabat.Â
Namun, yang akan dibahas adalah, dengan sudah adanya teknologi yang dimanfaatkan untuk kita bisa saling berbagi oleh lembaga-lembaga sosial, apa peran kita di sana?
Saat kita bukan seorang yang ahli dengan teknologi, bukan pula yang bekerja di perusahaan sosial, dan juga bukan pemilik lembaga sosial tersebut, ada satu hal yang bisa kita lakukan, yaitu berdonasi. "Kenapa saya harus berdonasi sih?"
Masih banyak dari kita yang berpikir jika donasi itu merupakan pilihan dan kegiatan yang tidak mesti dilakukan. Bahkan, tidak sedikit juga yang menganggap donasi adalah beban dan pengumpul donasi tidak ada bedanya dengan peminta-minta.
Mulai dari titik ini, ada baiknya pola pikir yang seperti itu kita ubah. Memberikan bantuan bukanlah kegiatan selingan, apalagi sampai dianggap beban. Berdonasi adalah bagian dari berbagi dan membantu sesama saat kita merasa memiliki kelebihan dari yang lain.
Mengajak orang berdonasi bukanlah meminta-minta, tapi memberikan informasi kepada kita tentang lingkungan dan orang-orang dengan keadaan yang tidak pernah kita tahu sebelumnya. Bukankah itu adalah sebuah kebaikan?
Donasi adalah kebutuhan?
Pendapat ini termasuk unpopular statement yang tentunya jarang kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, umumnya menurut kita, donasi bukanlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Bahkan tidak ada yang berubah dari diri dan kehidupan kita saat berdonasi atau tidak.
Namun, sepertinya pemikiran lama ini tidak seharusnya digunakan lagi oleh mereka yang hidup di zaman modern atau biasa disebut dengan generasi milenial dan Z.Â
Mereka yang hidup di era teknologi yang penuh dengan kesibukan kerja dan kegiatan pribadi sudah tidak bisa lagi menilai donasi sebagai sebuah kegiatan selingan.
Berdasarkan penelitian, generasi milenial dan Z merupakan generasi yang selalu ingin terlibat dalam kebaikan secara langsung. Kepedulian dan kepekaan generasi ini terhadap isu-isu sosial jauh lebih tinggi daripada generasi-generasi sebelumnya.
Tidak perlu repot untuk mencari buktinya, saat berselancar di media sosial seperti Instagram atau Twitter kita tentu sering melihat postingan-postingan anak milenial yang mengajak orang lain untuk mau membantu sesama.Â
Mulai dari hal sederhana, seperti mengajak orang-orang untuk membeli dagangan kakek-kakek tua di lampu merah, atau siapa yang tidak kenal hashtag #TwitterPleaseDoYourMagic?Â
Istilah ini sering muncul saat seseorang hendak menceritakan sebuah kisah inspirasional dengan tujuan akhir mengajak orang untuk berbuat sesuatu agar dapat memberikan pertolongan.
Bagi generasi milenial dan Z ini, membantu sesama merupakan suatu hal yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan rohani mereka. Era digital yang saat ini terjadi merupakan salah satu faktor yang mendorong hal ini muncul dan terjadi dalam kehidupan.
Sebelum era digital, kesadaran beragama setiap individu cenderung muncul di fase middle-aged crisis (45-64 tahun) serta later-life crisis (60 tahun), yang bisa dilihat pada generasi Baby Boomers dan generasi X.Â
Kondisi hari ini berbeda ketika kesadaran beragama pada individu sudah berproses di usia muda, seperti yang dialami milenial dan generasi Z.[1]
Lalu apa hubungan kebutuhan donasi ini dengan kesadaran beragama?Â
Sebuah riset dari Varkey Foundation membuktikan bahwa 93% responden generasi Z yang ada di Indonesia dengan rentang usia 18-21 tahun memiliki kepercayaan, memegang teguh nilai-nilai agama merupakan salah satu faktor penting yang menjadi kunci kebahagiaan dalam kehidupan mereka.Â
Dan salah satu ajaran agama yang umum dan diketahui oleh setiap manusia adalah konsep berbagi dan membantu sesama, apapun itu bentuknya.
Salah satu bentuk kebaikan yang saat ini memiliki banyak perantara adalah berdonasi. Perencana keuangan dan investasi syariah, Putri Madarina memandang, amalan baik yang melibatkan pengeluaran atas harta pribadi adalah salah satu ujian keimanan paling menantang.Â
Sebagai pemerhati investasi syariah yang mendalami berbagai instrumen keuangan syariah, Putri mengaku menjalani sendiri investasi akhirat atau yang disebut spiritual saving dalam hidupnya untuk memperkuat keimanan serta melakukan aksi nyata terhadap sesama.[2]
 Konsep investasi akhirat atau spiritual saving dengan bersedekah atau bahasa kekiniaannya adalah donasi ini berbeda dengan zakat dalam ajaran agama Islam.Â
Jika zakat merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan, maka donasi merupakan sebuah anjuran yang sebenarnya tidak harus dilakukan, tapi memiliki dampak cukup signifikan dalam memperoleh ketenangan jiwa secara pribadi karena turut serta dalam membantu sesama manusia.
Banyaknya lembaga-lembaga donasi online yang menjadi wadah untuk berdonasi tentunya sangat sesuai dengan gaya hidup milenial dan Z yang serba teknologi dan tidak memiliki banyak waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan orang-orang yang ingin mereka bantu.
Platform donasi online seperti Insan Bumi Mandiri memberikan banyak pilihan sasaran donasi yang diinginkan oleh orang yang hendak berdonasi.Â
Selain itu, jumlah donasi yang ingin diberikan juga tidak dibatasi, dalam artian setiap orang bisa memberikan berapapun jumlah rupiah yang mereka miliki untuk dibagikan. Hal ini memberikan kepuasan batin dan kedekatan spiritual antara mereka yang memberi dengan penciptanya.
Jadi, Apakah Benar Donasi adalah Kebutuhan?
Dengan penjelasan yang sudah disajikan di atas, kesimpulan jawabannya adalah Ya, donasi adalah kebutuhan. Kebutuhan kita untuk merasa tenang karena tidak membiarkan kesulitan yang terjadi pada orang lain.
Dalam konsep agama Islam, membantu sesama tidak bertujuan untuk mendapatkan balasan secara finansial. Tetapi tujuannya adalah untuk mendapat nilai pahala di sisi Allah dan berinvestasi untuk kehidupan akhirat.Â
Hal inilah yang mesti kita tanamkan dalam diri dan pikiran kita saat ini. Berdonasi merupakan investasi spiritual yang akan dibalas dengan berkah berlipat oleh Tuhan, baik dalam kehidupan di dunia, maupun di akhirat kelak.
Donasi adalah kebutuhanmu dan mereka. Selamat berdonasi teman-teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H