Berdasarkan penelitian, generasi milenial dan Z merupakan generasi yang selalu ingin terlibat dalam kebaikan secara langsung. Kepedulian dan kepekaan generasi ini terhadap isu-isu sosial jauh lebih tinggi daripada generasi-generasi sebelumnya.
Tidak perlu repot untuk mencari buktinya, saat berselancar di media sosial seperti Instagram atau Twitter kita tentu sering melihat postingan-postingan anak milenial yang mengajak orang lain untuk mau membantu sesama.Â
Mulai dari hal sederhana, seperti mengajak orang-orang untuk membeli dagangan kakek-kakek tua di lampu merah, atau siapa yang tidak kenal hashtag #TwitterPleaseDoYourMagic?Â
Istilah ini sering muncul saat seseorang hendak menceritakan sebuah kisah inspirasional dengan tujuan akhir mengajak orang untuk berbuat sesuatu agar dapat memberikan pertolongan.
Bagi generasi milenial dan Z ini, membantu sesama merupakan suatu hal yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan rohani mereka. Era digital yang saat ini terjadi merupakan salah satu faktor yang mendorong hal ini muncul dan terjadi dalam kehidupan.
Sebelum era digital, kesadaran beragama setiap individu cenderung muncul di fase middle-aged crisis (45-64 tahun) serta later-life crisis (60 tahun), yang bisa dilihat pada generasi Baby Boomers dan generasi X.Â
Kondisi hari ini berbeda ketika kesadaran beragama pada individu sudah berproses di usia muda, seperti yang dialami milenial dan generasi Z.[1]
Lalu apa hubungan kebutuhan donasi ini dengan kesadaran beragama?Â
Sebuah riset dari Varkey Foundation membuktikan bahwa 93% responden generasi Z yang ada di Indonesia dengan rentang usia 18-21 tahun memiliki kepercayaan, memegang teguh nilai-nilai agama merupakan salah satu faktor penting yang menjadi kunci kebahagiaan dalam kehidupan mereka.Â
Dan salah satu ajaran agama yang umum dan diketahui oleh setiap manusia adalah konsep berbagi dan membantu sesama, apapun itu bentuknya.
Salah satu bentuk kebaikan yang saat ini memiliki banyak perantara adalah berdonasi. Perencana keuangan dan investasi syariah, Putri Madarina memandang, amalan baik yang melibatkan pengeluaran atas harta pribadi adalah salah satu ujian keimanan paling menantang.Â