Mohon tunggu...
Adzanza Tauhid
Adzanza Tauhid Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa Semester 5 Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Implementasi Politik Luar Negeri Bebas Aktif terhadap Perekonomian Domestik Indonesia

6 Oktober 2022   18:20 Diperbarui: 6 Oktober 2022   18:26 3229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar Global atau perdagangan internasional merupakan bahasan  yang tak kunjung usai dan selalu menarik untuk dibahas. Perdagangan Internasional atau International trade merupakan suatu kegiatan jual beli yang melibatkan negara di seluruh dunia sebagai pelakunya. Menurut Wahono Diphayana perdagangan internasional merupakan transaksi bisnis antara beberapa pihak yang melibatkan lebih dari satu negara. 

Perdagangan internasional dilakukan oleh perseorangan atau lebih. World Trade Organization (WTO) sebagai organisasi internasional naungan PBB yang membawahi urusan perdagangan internasional memiliki kerangka dalam pelaksanaan kegiatan perdagangan internasional. Kerangka kebijakan yang ditetapkan WTO salah satunya adalah kebijakan proteksi. 

Kebijakan proteksi yang ditetapkan WTO bertujuan untuk melindungi setiap negara dari dampak negatif perdagangan internasional. Bentuk dari kebijakan proteksi yang ditetapkan WTO dapat diartikan sebagai upaya pemerintah suatu negara untuk melindungi industri domestik negaranya yang sedang tumbuh. 

Secara luas, tujuan WTO menerapkan kebijakan tersebut adalah untuk memaksimalkan, memelihara tradisi nasional, menghindari resiko yang timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi, menjaga stabilitas nasional. Kebijakan proteksionisme yang diterapkan WTO antara lain adalah tarif dan bea masuk impor, pelarangan impor dan pembatsan impor, dumping,dan subsidi. 

Selain kebijakan proteksionisme, WTO juga menerapkan kebijakan Dagang Bebas (Free Trade). Perdagangan bebas diposisikan sebagai penghilang berbagai hambatan dalam perdagangan dan dilandasi mekanisme pasar murni tanpa pengaruh non ekonomi serta intervensi regulasi.   

Sedangkan menurut Adam Smith perdagangan bebas merupakan kegiatan perdagangan barang yang dibiarkan bebas berdasarkan pasar. Hugo Grotius, perdagangan bebas dapat diartikan bebas melakukan apa yang engkau inginkan, pada konteks ini yang dimaksud adalah suatu negara. 

Maka dapat disimpulkan bahwa setiap pemerintah negara bebas melakukan apa saja untuk mencapai pendistribusian kemakmuran yang merata bagi rakyatnya. 

Secara umum perdagangan bebas menawarkan keunggulan seperti; perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) tanpa hambatan perdagangan lainnya, perdagangan jas tanpa pajak, tidak adanya trade distorting yang memberikan setiap lingkup usaha atau faktor produksi keuntungan yang lebih dari orang lain, akses terhadap pasar tidak diatur, akses informasi pasar tidak diatur, ketidakmampuan pemerintah dalam mendistorsi pasar, dan perjanjian perdagangan yang mendorong perdagangan bebas.

Dalam lingkup dunia internasional yang dimana aktor pada bahasan tersebut adalah setiap negara yang ada dalam lingkup global. Setiap hal yang berkaitan dengan negara pasti erat dengan kebijakan yang didasari politik luar negeri dari tiap-tiap negara. 

Begitupun Indonesia sebagai negara anggota Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pasti memiliki eksisteni dalam pasar global. Dalam mandalami eksistensi nya pada pasar global Indonesia menggunakan politik luar negerinya yaitu bebas aktif.  

Menurut A. W. Wijaya bebas berati tidak terikat pada satu ideologi atau politik negara asing baik secara individu maupun blok manapun. Sedangkan aktif artinya Indonesia giat dalam menjalankan persahabatan dan kejrasama Internasional tanpa menganggu kedaulatan negara lain. Perwujudan dari politik luar negeri bebas aktif tersebut dibuktikan dengan jalinan kerjasama Indonesia kepada banyak negara maju guna memenuhi komoditas yang tidak dimiliki negara ini. 

Selain itu, bebas aktif juga berperan dalam meningkatkan kualitas komoditas unggulan Indonesia dengan memanfaatkan pola perdagangan internasional yang mengadaptasi pemahaman neoliberalisme.

Bukti dari bebas aktif memiliki progres terhadap perkembangan ekonomi Indonesia dalam kancah pasar global adalah dengan perekonomian Indonesia tumbuh impresif sebesar 5,44% (YoY) pada triwulan 2 tahun 2022 dan secara triwulanan, ekonomi nasional tumbuh 3,73% (QoQ). Bahkan PDB harga konstan jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi yakni sebesar Rp2.924 triliun. 

Indikator sektor eksternal Indonesia relatif baik dan terkendali, tercermin dari transaksi berjalan yang masih surplus, neraca perdagangan yang surplus selama 26 bulan berturut-turut, cadangan devisa tetap tinggi per Juli 2022 untuk membiayai 6,2 bulan impor, dan rasio utang masih berada pada level yang aman. pertumbuhan kredit yang terus meningkat mencapai 10,7% (YoY) per Juni 2022 dengan tingkat NPL terjaga dibawah 3%. Kredit Modal Kerja meningkat seiring peningkatan utilitas, serta kredit investasi mulai terakselerasi. 

Sejalan dengan pertumbuhan kredit, realisasi KUR per Juli mencapai sebesar Rp209,05 triliun (56,02% dari target tahun 2022 sebesar Rp373,17 triliun) dan diberikan kepada 4,40 juta debitur. Sedangkan total outstanding per 31 Juli 2022 Rp530 triliun. Dari segi kesejahteraan, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga menurun. 

Pencapaian tersebut sudah dimulai sejak kuartal pertama pada tahun 2022 ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5.01% dalam kurun waktu satu tahun kemudian diikuti kuarta selanjutnya sebanyak 5,02%.

Secara garis besar politik luar negeri bebas aktif akan memberikan  dampak positif yang lebih signifikan bagi sektor perekonomian Indonesia mengingat definisi dari bebas aktif itu sendiri memungkinkan Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan banyak negara dengan catatan pemerintah dapat dengan cermat dan teliti dalam melindungi kekayaan alam Indonesia, meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar tidak kalah dalam persaingan. 

Karena apabila bangsa ini memiliki kualitas SDM yang mampu bersaing maka pasar domestik tidak dikuasai oleh asing. Cara berikutnya agar Indonesia dapat memanfaatkan pasar bebas adalah mulai mengutamakan produk bukan bahan mentah. 

Maka menurut penulis konsep liberalisasi akan relevan bagi kemajuan bangsa ini mengingat dari WTO juga tidak serta merta membebaskan sistem neoliberalisme yang ada dalam sistem pasar bebas. Dengan catatan Indonesia harus meningkatkan kualitas SDM, serta mulai menghasilkan produk, dan fokus meningkatkan angka ekspor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun