Mohon tunggu...
Ady Malik
Ady Malik Mohon Tunggu... Wirausaha -

Mencoba menjadi yang terbaik. Dan percayalah saya humoris!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kentut

18 Februari 2018   19:46 Diperbarui: 18 Februari 2018   20:20 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaku dan semua santri tertawa dengan kejadian ini, meski awalnya mereka jengkel dengan bau kentut tersebut.

-siang hari

sekitar jam 10 giliran pelajaran fikih yang disampaikan oleh ust. ma'ruf, semua diam tak berkutik, beliau memang terkenal sangar di kalangan santri, tidak ada suara gurau ketika beliau mengajar, semua diam dan..

Pess...(*lagi-lagi bunyi kentut)

tanpa dikipaspun, bau kentut tersebut menyebar ke seluruh ruangan kelas.

Bau busuk kentut itu tercium oleh semua santri, tapi tidak ada yang bersuara, para santri hanya bisa menutup hidung dengan perasaan mendongkol.

di depan kelas ust. ma'ruf hanya mengendus-endus bau busuk yang mulai tercium beliau, dengan bantuan tangan beliau mencoba bertahan dari bau kentut yang menyengat dan..

Ust. Ma'ruf: sudah..kalian cium sendiri kentut ini, saya mau keluar dulu

entah jengkel atau apalah, waktu itu keadaan kelas diistirahatkan dalam 10 menit ke depan. Lagi-lagi kami para santri dan pelaku hanya bisa tertawa melihat tingkah dua ustad yang berbeda ketika mencium kentut.

Memang ini kejadian yang durhaka. Tapi nostalgia ini masih mampu membuat saya tersenyum sendiri. Koplak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun