Mohon tunggu...
Kadek Adi Mahendra
Kadek Adi Mahendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Kimia

Jadikan menulis sebagai sebuah kebiasaan :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fotosintesis: Proses Biokimia yang Mampu Meminimalisis Climate Change Effect! Mengapa Bisa?

10 April 2022   23:09 Diperbarui: 10 April 2022   23:17 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Wikipedia, 2021)

Adapun beberapa dampak-dampak negatif yang disebabkan oleh pemanasan global berdasarkan penelitian Iskandar (2020) yaitu, (1) kepunahan beberapa spesises tumbuhan maupun hewan, (2) es di kutub akan mencair dan menyebabkan temperatur di bumi semakin tinggi, (3) volume air laut akan naik, (4) cuaca yang tidak menentu dan sangat berdampak terhadap sektor pertanian, (5) kenaikan permukaan air laut, (6) menipisnya lapisan ozon di bumi yang menyebabkan sinar ultaviolet dengan mudah masuk ke dalam bumi, bumi akan semakin sulit bahkan tidak bisa menahan benda-benda langit yang masuk ke permukaan bumi, (7) mempengaruhi kesehatan makhluk hidup, dan (8) hilangnya terumu karang di laut.

Perubahan iklim yang cukup ekstrim yang terjadi di muka bumi ini merupakan akibat dari pemanasan global yaitu karena meningkatnya gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (CO2). Seperti pembahasan pada paragraf sebelumya, perubahan iklim atau climate change dapat menyebabkan banjir, naiknya permukaan laut, longsor, es kutub mencair, meningkatnya suhu bumi dan akhirnya dapat mengancam kehidupan makhluk hidup di bumi. Menurut Tosiana (2015), dampak-dampak lain yang disebabkan oleh perubahan iklim adalah menurunnya hasil pertanian hingga punahnya beberapa spesies tumbuhan maupun hewan. Selain itu, mobilitas dan aktivitas pembangunan yang tinggi di indonesikan menjadikan indonesia sebagai negara penyumbang emisi terbesar ketiga di dunia. Emisi yang dihasilkan sebagian besar berasal dari deforestasi hutan dan degradasi lahan gambut.

Banyaknya dampak-dampak negatif dari pemanasan global menyebabkan permasalahan ini harus benar-benar diperhitungkan dan harus adanya kerja sama baik dari masyarakat hingga pemerintah. Adapun berikut langkah-langkah yang telah digencarkan untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu (1) tidak melakukan deforstation yaitu penebangan dan penggundulan hutan secara liar, (2) mengedukasi masyarakat mengenai dapmpak-dampak negatif dari climate change atau pemanasan global, (3) melakukan beberapa kegiatan dalam upaya meningkatkan kuantitas dari tumbuhan seperti menggalang kegiatan reboisasai (kegiatan penghijauan kembali), (4) ikut berperan aktif dalam menjaga lingkungan misalnya dengan menggunakan listrik secukupnya, melakukan kegiatan pembakaran secukupnya, (5) mengurangi penggunakan bahan bakar organik seperti gasoline, batu bara, dan sebaginya, dan (6) mengurangi dalam menggunakan beberapa produk yang mengandung CFCs (Chloro-fluorocarbons) dan menggantinya dengan produk yang lebih ramah terhdap lingkungan.

Pemerintah sudah melakukan berbagai cara untu menguragi dan menekan laju dari peningkatan pemanasan global. Salah satu upaya yang sedang digencarkan oleh pemerintah adalah melakukan konsevasi hutan dan reboisasi atau penanaman pohon dengan jenis tanaman yang cepat tumbuh untuk mempertahankan cadangan karbon yang ada. Laju peningkatan emisi CO2 harus diimbangi dengan usaha penyerapan karbon melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan/tanaman dan organisme autotrof (bakteri). Adanya tumbuhan sebagai penyimpan karbon menyebabkan kosentrasi CO2 dalam atmosfer berkurang. Melalui fotosintesis, gas karbondioksida akan diserap dan diubah menjadi karbon organik dalam bentuk biomassa oleh tumbuhan. Menurut Hairiah dan Rahayu (2007),  hal ini dikenal dengan istilah carbon storage (karbon tersimpan) yaitu kandungan karbon organik dalam bentuk biomassa tersimpan pada suatu biomassa.

Pada umumnya, tumbuhan akan melakukan proses penyerapan terhadap gas karbondioksida (CO2) melalui proses fotosintesis. Gas karbondioksida ini akan diserap oleh bagian daun pada tumbuhan dan kemudian diubah menjadi karbohidrat yang selanjutnya disimpan atau ditimbun di dalam bagian tumbuhan lainnya yaitu daun, ranting, batang, buah, dan bunga. Menurut Hairiah dan Rahayu (2007), jumlah karbon yang disimpan dan ditimbun dalam bagian tubuh tumbuhan hidup (biomassa) pada suatu lahan bisa mengilustrasikan dan menggambarkan seberapa banyak gas karbondioksida di atmosfer yang mampu diserap oleh tumbuhan.

Dapat disimpulkan bahwa proses fotosintesis pada tumbuhan sangat berperan dalam mengurangi peningkatan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida di permukaan bumi, yang mana gas-gas inilah menjadi pemicu dari pemanasan global. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan fotosintesis menyerap gas karbondioksida dan merubahnya menjadi glukosa dan juga oksigen. Artinya, dengan semakin banyak tumbuhan di muka bumi ini maka akan semakin besar proses fotosintesis ini terjadi. Semakin besarnya proses fotosintesisi di bumi maka semakin besar penyerapan tumbuhan terhadap gas karbondioksida. Hal ini tentu dapat mengurangi keberadaan gas karbondioksida di bumi sehingga pemanasan global dapat diminimalisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun