Mohon tunggu...
Adyatma Abidin
Adyatma Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pandemi dan Paradigma Baru dalam Pendidikan: Online vs Tatap Muka

26 September 2023   19:20 Diperbarui: 26 September 2023   19:29 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital yang semakin maju, perdebatan tentang efektivitas pembelajaran online versus pembelajaran tatap muka menjadi semakin relevan. Munculnya krisis COVID-19 telah mempercepat perjalanan menuju pendidikan jarak jauh, membuka berbagai peluang cemerlang dan ujian yang sulit bagi para pembelajar di seluruh dunia. 

Dengan kemajuan teknologi mutakhir, banyak sarjana telah mengemukakan pandangan mereka tentang kelebihan dan keterbatasan yang melekat dalam kedua metodologi tersebut. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dengan cermat berbagai pandangan ini, menggali dampak positif dan negatif yang mereka ungkapkan, dan memberikan wawasan santai tentang bagaimana pembelajaran online dan tatap muka memengaruhi pengalaman pendidikan kita. 

Dampak Positif:

Mari kita mulai dengan melihat dampak positif dari pandangan mahasiswa tentang pembelajaran online:

  1. Fleksibilitas Luar Biasa (52% Setuju): Lebih dari setengah responden setuju bahwa pembelajaran jarak jauh memberikan mereka fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola waktu belajar mereka. Ini adalah aspek yang sangat positif, karena memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pembelajaran dengan jadwal pribadi mereka. Mahasiswa memiliki kemampuan luar biasa untuk membentuk dan mengatur waktu belajar mereka, memungkinkan itu berjalan berdampingan dengan pekerjaan paruh waktu atau kewajiban pribadi lainnya yang mungkin muncul.

  2. Kemudahan Menyiapkan Lingkungan Belajar (49% Setuju): Hampir separuh responden setuju bahwa pembelajaran jarak jauh memberi mereka lebih banyak kontrol atas lingkungan belajar mereka. Ini berarti mereka dapat menciptakan suasana yang paling nyaman untuk belajar tanpa gangguan dari lingkungan kelas fisik.

  3. Tidak Terbatas oleh Lokasi (36% Setuju): 36% responden setuju bahwa pembelajaran online menghilangkan batasan geografis. Ini berarti mereka dapat mengambil kursus dari universitas atau institusi di mana saja di dunia tanpa harus pindah. Ini adalah keuntungan yang signifikan bagi mereka yang mungkin tinggal di daerah terpencil atau tidak memiliki akses mudah ke lembaga pendidikan berkualitas.

  4. Penghematan Biaya Transportasi (Netral 34%): Meskipun sebagian besar merasa nyaman dengan pembelajaran online, beberapa tetap netral. Namun, hal ini masih dapat dianggap positif karena mahasiswa online dapat menghemat uang yang biasanya mereka habiskan untuk perjalanan ke kampus.

  5. Belajar dengan Kecepatan Mereka Sendiri (49% Sangat Setuju): Hampir separuh responden sangat setuju bahwa pembelajaran online cocok untuk mereka karena mereka dapat menentukan kecepatan belajar sesuai dengan preferensi mereka. Ini berarti mereka dapat menyesuaikan kecepatan dan metode pembelajaran untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.


Dampak Negatif:

Meskipun ada banyak dampak positif dari pandangan mahasiswa tentang pembelajaran online, tidak dapat dipungkiri bahwa ada juga efek negatif yang perlu dipertimbangkan:

  1. Kesulitan untuk Tetap Fokus (23% Sangat Setuju, 27% Setuju): Hampir separuh responden mengakui kesulitan untuk tetap fokus saat belajar online. Ini bisa menjadi masalah serius karena kurangnya fokus dapat memengaruhi kualitas pembelajaran mereka.

  2. Perasaan Kesepian dan Terisolasi (47% Sangat Setuju): Hampir setengah peserta sangat setuju bahwa merasa kesepian atau terisolasi adalah konsekuensi langsung dari ketiadaan interaksi sosial dalam pembelajaran jarak jauh. Ini adalah dampak sosial yang signifikan yang perlu mendapat perhatian. Hubungan sosial dan interaksi dengan teman sekelas dan instruktur sering menjadi bagian integral dari pengalaman pendidikan.

  3. Interaksi Terbatas dengan Instruktur (47% Setuju): Hampir 25% peserta setuju bahwa ketiadaan keterlibatan langsung dengan profesor atau guru menimbulkan tantangan dalam memahami konten kursus. Ini bisa menjadi masalah yang signifikan, terutama untuk mata pelajaran yang membutuhkan bimbingan dan interaksi atau penjelasan langsung.

  4. Akses Terbatas ke Sumber Daya (47% Setuju): Hampir separuh responden setuju bahwa akses terbatas ke sumber daya perpustakaan atau laboratorium menghambat kemampuan mereka untuk belajar secara efektif. Ini dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang mereka terima.

  5. Kehilangan Kolaborasi (40% Setuju): Disepakati oleh 40% peserta bahwa ketiadaan komunikasi tatap muka dengan teman sekelas membatasi kesempatan mereka untuk berkolaborasi dan memperoleh pengetahuan dari mereka. Berkolaborasi adalah elemen penting dalam pembelajaran, dan ketiadaan interaksi dapat mengurangi perjalanan pendidikan mereka.

***

Dengan pandangan yang beragam ini, dapat dikatakan bahwa pembelajaran online memiliki potensi menjadi alternatif yang efektif dalam pendidikan, terutama dengan fleksibilitas yang ditawarkannya. Namun, penting untuk diakui bahwa hambatan seperti sulitnya menjaga konsentrasi, ketiadaan keterlibatan sosial, dan keterbatasan akses sumber daya juga adalah masalah yang perlu mendapat perhatian.

Bagi banyak mahasiswa, keputusan antara terlibat dalam dunia maya pendidikan online atau mengikuti instruksi kelas tradisional yang nyata adalah pertimbangan besar. Ini tidak hanya tentang preferensi individu tetapi juga tentang kesiapan untuk mengatasi tantangan yang mungkin timbul dalam konteks pembelajaran online.

Beberapa lembaga pendidikan telah merangkul pendekatan gabungan, menggabungkan esensi pendidikan berbasis web dan tatap muka untuk menciptakan pengalaman akademis yang harmonis. Ini bisa menjadi solusi optimal, karena memberikan kebebasan kepada siswa untuk memanfaatkan keunggulan pembelajaran jarak jauh sambil tetap memberi mereka kesempatan berharga untuk berinteraksi langsung dengan pendidik dan teman sekelas.

Untuk menyimpulkan, tidak ada keputusan yang pasti dalam perdebatan berkelanjutan tentang instruksi jarak jauh dan tatap muka. Jawabannya hanya terletak dalam domain kebutuhan individu, preferensi, dan potensi masing-masing. 

Prioritas utama tetap menjaga kualitas pendidikan, baik dalam domain digital atau dalam pengaturan fisik, dan memastikan bahwa siswa dilengkapi dengan sistem dukungan yang sangat diperlukan untuk perjalanan akademis mereka yang sukses.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun