Kerap kali para karyawan dari perusahaan lain mengeluhkan tentang kebijakan perusahaan, terutama kebijakan baru dari pemerintah yang menetapkan bahwa tidak ada lagi sistim karyawan tetap. Dengan kata lain, nasib seluruh karyawan di paksa untuk bekerja sebagai karyawan kontrak yang apabila masa kontraknya habis dan diputus oleh pihak perusahaan, maka karyawan tersebut tidak bisa menuntut akan bayaran apapun termasuk uang pensiun. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan tersebut tidak mau tahu akan nasib para karyawannya, termasuk jaminan keselamatan kerja dan kesehatan. Namun bagi Maxtor, hal-hal yang kecil seperti ini patut difikirkan dan diberikan perhatian khusus.
Sekitar ratusan karyawan dari perusahaan lain sudah ditarik oleh Maxtor Company, terutama orang-orang yang memiliki keahlian dibagian vital untuk mengembangkan sayap perusahaan seperti bagian teknisi dan marketing. Kebijakan yang dibuat Maxtor memang sama dengan perusahaan lain, semua karyawan adalah karyawan kontrak, dan tidak ada karyawan tetap walau satu orang pun. Namun, Maxtor memiliki kebijakan yang sangat berbeda dengan perusahaan lain yakni adanya jaminan keselamatan kerja dan tanggungan biaya kesehatan karyawan dan keluarganya, hal inilah yang menarik perhatian para pekerja untuk memalingkan muka ke Maxtor Company. Dan tentu saja ada batasan-batasan tertentu mengenai biaya yang sudah diperhitungkan secara matang oleh sang pemilik.
Seorang wanita yang mengenakan seragam berwarna biru dengan emblem BCTV di dada kanannya dan sebuah microphone di tangannya tengah siap menyampaikan sebuah laporan langsung dari kota Downtown.
“Pemirsa, dapat anda saksikan di belakang saya, ada kepulan asap yang sangat tebal dan menjulang tinggi ke langit. Asap tersebut berasal dari sebuah pabrik milik Maxtor Helbert yakni Maxtor Company. Dapat anda saksikan juga, bahwa di belakang saya sekarang, orang-orang ataupun karyawan-karyawan dari pabrik-pabrik lain berkerumun, melihat kebakaran tersebut. Menurut informasi yang telah kami himpun dari para karyawan pabrik yang berada di sekitar Maxtor Company, mereka mendengar sebuah ledakan besar dan saat mereka keluar api telah berkobar menimbulkan asap hitam pekat yang menjulang tinggi ke langit. Sementara untuk berapa jumlah korban, kami belum mendapatkan informasi lebih lanjut dikarenakan api yang masih sangat besar dan sulit dikendalikan, yang hingga sekarang pun masih berusaha dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran dengan menurunkan dua belas unit mobil pemadam kebakarannya ”.
Tragedi tersebut adalah tragedi terbesar sepanjang sejarah kota Downtown, bagaimana tidak? Dalam sebuah kesempatan, api menerjang dan membuat ratusan karyawan menjadi korban tewas terpanggang, sekaligus juga membuat ratusan orang terpaksa kehilangan anggota keluarganya. Sebuah pabrik industri habis dilalap si jago merah, begitulah headline berita di media elektronik. Pemberitaan televisi yang sedang heboh tentang tindak korupsi para pejabat pun berubah drastis memberitakan kasus ini. Berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, sebuah penyebab yang diketahui hanyalah meledaknya sebuah generator utama.
Hingga sekarang pun pihak kepolisian belum mendapatkan jawaban pasti penyebab utama dari peristiwa tersebut. Kesimpulan-kesimpulan yang dikemukakan hanyalah berdasarkan referensi-referensi yang diberikan oleh para karyawan pabrik-pabrik sekitar yang mendengar sebuah ledakan besar sebelum mereka keluar dan melihat sebuah bola api besar dan disertai asap hitam mengepul berbentuk jamur yang menjulang tinggi ke langit.
Sore harinya, telpon di rumah keluarga Ford berdering.
“Halo, selamat siang..” kata Ford setelah mengangkat gagang telpon.
“Selamat siang..” kata seseorang yang berada di seberang sana. Seorang wanita dengan suara yang cukup lembut namun tegas. “Dengan keluarga Ford benar?” tanyanya kemudian.
“Ah, iya benar sekali. Dengan siapa saya bicara?” tanya Ford balik.
“Saya Maria dari Harvard Hospital, Downtown. Mohon maaf tuan, saya mohon kehadiran Anda di sini. Ada berita penting yang harus Anda ketahui secara langsung”. Jelas Maria, suster di Harvard Hospital dengan agak lirih.