Mohon tunggu...
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis Sosok
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lagi Rame!
Sewindu Komikus Hasmi "Gundala"
Asa dan Dilema Guru Madrasah Swasta
Tip "Survive" bagi Guru Baru
Hari Guru Nasional, Apresiasi Tulus dan Formalitas
Mirisnya Nasib Guru Honorer di Indonesia
Tanda-Tanda Masih Ada Trauma dalam Dirimu
Kamu pasti suka!
Ady Setyawan
Ady Setyawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis Buku : Benteng Benteng Surabaya ( 2015 ) Surabaya Di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu ? ( 2018 )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meraba Wajah Kalimas Abad 19

7 Desember 2019   21:49 Diperbarui: 7 Desember 2019   21:50 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Surabaya 1825, dengan akses ke pantai melalui jalur Kalimas dan desa Semampir. Sumber : Asia Maior
Peta Surabaya 1825, dengan akses ke pantai melalui jalur Kalimas dan desa Semampir. Sumber : Asia Maior
Peta Surabaya 1825, dengan akses ke pantai melalui jalur Kalimas dan desa Semampir. Sumber : Asia Maior
Desain awal pembangunan Marine Etablissement / Pangkalan Angkatan Laut oleh Ir H.A Trompt. Foto : Koleksi Nationaal Archief Den Haag
Jurnal catatan Arthur Wichmann tentang letusan-letusan gunung berapi Indonesia.
Kali Mati  ( garis bantu warna biru )  dekat Jembatan Merah. Saluran  selatan nampak dibawah Wonokesumo. Foto: Asia Maior, Surabaya 1825
Lokasi yang sama, saluran selatan sudah tertutup berganti dinding pertahanan kota. Foto : Asia Maior, Peta Surabaya 1866
Sketsa lokasi yang sama tahun 1275. Foto : Von Faber
b' adalah kuburan kuno berdampingan Kruidmagazijn disisi barat Kali Krembangan.Foto: Asia Maior, Surabaya 1866
Kali Krembangan yang melintasi Gemblongan dan Bubutan. Foto: Asia Maior, Peta Surabaya 1866
Benteng Prins Hendrik,lokasinya kini di kawasan timur Jembatan Petekan. Foto: Asia Maior, Peta Surabaya 1866
Proyek pekerjaan bendung Lengkong. Foto: Von Faber
Pintu air Gunungsari yang selesai 1898. Foto: Von Faber
Pintu air Gubeng selesai 1899. Foto: Von Faber
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asia Maior, Soerabaja 1900-1950, Havens, Marine, Stadsbeeld

Arthur Wichmann, Die Erdbeben des Indischen Archipels bis zum Jahre 1857

Ulin Nihayatul dkk , The Eruption of Mount Kelud and It's Impacts in Blitar 1919-1922

Artikel lain dari penulis :

Perkembangan Lampu Jalan di Surabaya

Sejarah Dinoyo Tangsi

Periode Krisis Air Surabaya  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  2. 1
  3. 2
  4. 3
  5. 4
  6. 5
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

kalimas

surabaya

sejarah

kelud

brantas

benteng

humaniora

sosbud
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.