Ketidakseimbangan pada otot-otot penggerak bola mata menyebabkan mata tidak dapat bergerak secara sinergis. Ini adalah penyebab utama dari strabismus.
3. Kelahiran prematur dan gangguan refraksi
Faktor lainnya seperti kelahiran prematur juga berdampak terjadinya mata juling. Masalah seperti rabun jauh atau rabun dekat yang tidak dikoreksi dapat menyebabkan ambliopia (mata malas) dan berkontribusi pada terjadinya mata juling.
4. Infeksi virus saat kehamilan
Faktor lainnya adalah infeksi virus seperti rubella selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan bawaan yang mempengaruhi penglihatan.
5. Kelainan genetik
Faktor terakhir adalah kelainan genetik. Sindrom seperti down syndrome atau kelainan lainnya dapat meningkatkan risiko terjadinya mata juling.
Apa saja obat dan metode pengobatan untuk mengatasi mata juling?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan bahwa mata juling biasanya tidak melibatkan obat-obatan dalam bentuk pil, tetapi lebih kepada intervensi medis. Berikut adalah beberapa pendekatan yang umum digunakan untuk mengatasi mata juling meliputi:
1. Obat tetes mata atropin
Tetes mata yang mengandung atropin digunakan untuk mengaburkan penglihatan pada mata yang lebih kuat. Ini bertujuan untuk mendorong kedua mata agar memiliki fokus yang sama, sehingga membantu dalam penanganan mata juling. Namun, efeknya bersifat sementara dan memerlukan pengobatan lanjutan.