3. Penyakit Hati Berlemak Non-Alkohol (NAFLD)
Sirosis hati juga dapat terjadi akibat karena adanya penumpukan lemak di hati tanpa adanya konsumsi alkohol yang berlebihan, dan dapat berkembang menjadi sirosis jika tidak ditangani.
4. Faktor keturunan dan penyakit autoimun
Faktor terakhir adalah penyakit ini merupakan penyakit keturunan atau dari riwayat keluarga. Hepatitis autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel hati, menyebabkan peradangan dan kerusakan yang bisa berujung pada sirosis.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati sirosis hati?
Ikatan Dokter Indonesia (ID) menjelaskan bahwa pengobatan sirosis hati bertujuan untuk menghentikan progresi penyakit, mengatasi gejala, dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk mengobati sirosis hati meliputi:
1. Obat Furosemide
Salah satu diuretik yang paling umum diresepkan untuk penderita sirosis adalah furosemide, yang juga disebut Lasix. Obat ini adalah salah satu obat yang digunakan untuk mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh dan membantu mengatasi asites (penumpukan cairan di rongga perut) yang sering terjadi pada pasien sirosis.
2. Obat Propranolol
Propranolol adalah beta-blocker yang digunakan untuk pencegahan pendarahan varises pada pasien sirosis. Sebagai beta-blocker, propranolol digunakan untuk menurunkan tekanan darah portal, yang dapat meningkat akibat sirosis dan menyebabkan varises esofagus.
Sebelum memulai pengobatan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan terapi yang paling sesuai berdasarkan penyebab dan tingkat kerusakan hati. Pengobatan sirosis harus dilakukan secara teratur dan di bawah pengawasan medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.