Faktor selanjutnya adalah resistensi insulin. Sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dengan baik. Ini menyebabkan kadar gula darah meningkat.
3. Kelebihan berat badan atau obesitas
Kelebihan berat badan, terutama akumulasi lemak di area perut, merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin dan memperburuk kontrol gula darah.
4. Faktor usia
Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun. Penuaan dapat menyebabkan penurunan massa otot dan peningkatan berat badan, yang berkontribusi pada resistensi insulin.
5. Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga
Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang tidak aktif dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penderita diabetes tipe 2?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) telah meneliti lebih lanjut terkait penyakit Diabetes Tipe 2. Pengobatan untuk penderita diabetes tipe 2 bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa obat dan terapi yang direkomendasikan:
1. Obat Inhibitor SGLT2
Penghambat Sodium-Glucose co-transporter-2 (SGLT2) merupakan salah satu golongan obat untuk menangani diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Beberapa obat dari golongan ini yang tersedia yaitu canagliflozin (Invokana), dapagliflozin (Forxiga), empagliflozin (Jardiance), dan ertugliflozin (Steglatro).