Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hati-Hati! Kebiasaan Ini Bisa Jadi Pemicu Utama Stroke

19 November 2024   16:16 Diperbarui: 19 November 2024   16:22 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Freepik.com

Stroke, penyakit yang tiba-tiba dan bisa melumpuhkan, ternyata seringkali dipicu oleh kebiasaan sehari-hari yang kita lakukan. Padahal, dengan sedikit perubahan gaya hidup, risiko stroke bisa kita minimalisir. Yuk, kita bahas kebiasaan-kebiasaan buruk yang perlu kita hindari untuk menjaga kesehatan otak kita.

1. Merokok: Racun Pelan untuk Pembuluh Darah

Merokok adalah salah satu kebiasaan paling berbahaya yang dapat memicu stroke. Setiap kali Anda menghisap rokok, ribuan zat kimia berbahaya masuk ke dalam tubuh, termasuk nikotin dan tar.

Zat-zat ini merusak dinding pembuluh darah, menyebabkan peradangan, dan mempercepat proses pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis). Akibatnya, aliran darah ke otak menjadi terhambat dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah. Selain itu, merokok juga meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama stroke.

Tidak hanya itu, merokok juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Kolesterol jahat berperan dalam pembentukan plak di dinding pembuluh darah, sedangkan kolesterol baik membantu membersihkan plak tersebut. Dengan kata lain, merokok menciptakan lingkungan yang sempurna bagi terjadinya stroke.

2. Konsumsi Alkohol Berlebihan: Minuman Keras, Bahaya Besar

Konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat merusak hampir semua organ dalam tubuh, termasuk jantung dan otak. Alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, mengganggu irama jantung, dan merusak dinding pembuluh darah.

Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

Selain itu, alkohol juga dapat meningkatkan kadar trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan memperburuk aterosklerosis.

Alkohol juga dapat mengganggu metabolisme glukosa, sehingga meningkatkan risiko diabetes, yang merupakan faktor risiko stroke lainnya.

3. Makanan Cepat Saji: Lezat, Tapi Membahayakan

Makanan cepat saji umumnya tinggi lemak jenuh, sodium, dan gula tambahan, namun rendah serat dan nutrisi penting lainnya.

Konsumsi makanan cepat saji secara teratur dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat, tekanan darah, dan gula darah. Kondisi ini meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan stroke.

Lemak jenuh dalam makanan cepat saji dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak ini dapat pecah dan memicu pembentukan gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak.

Selain itu, sodium yang tinggi dalam makanan cepat saji dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah.

4. Kurang Bergerak: Tubuh Lemas, Otak Terancam

Kurang aktivitas fisik adalah faktor risiko utama berbagai penyakit kronis, termasuk stroke. Olahraga teratur membantu menjaga berat badan ideal, menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik, dan mengurangi risiko diabetes.

Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu menjaga kesehatan jantung. Orang yang kurang aktif cenderung memiliki massa otot yang lebih sedikit dan lebih banyak lemak tubuh.

Lemak tubuh yang berlebihan dapat memicu peradangan dalam tubuh dan meningkatkan risiko resistensi insulin, yang merupakan langkah awal menuju diabetes. Diabetes, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, merupakan faktor risiko utama stroke.

5. Mengabaikan Diabetes : Gula Darah Tinggi, Bahaya Meningkat

Diabetes memicu kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah di otak. Gula darah tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan plak.

Selain itu, diabetes juga dapat menyebabkan kerusakan saraf yang mengontrol tekanan darah, sehingga meningkatkan risiko hipertensi.

Diabetes juga dapat meningkatkan risiko pembekuan darah. Glukosa yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel darah merah dan membuatnya lebih mudah menggumpal. Gumpalan darah ini dapat menyumbat pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

Faktor Risiko Lain yang Perlu Diwaspadai

Dikutip dari beberapa sumber salah satunya pafibuntok.org selain kebiasaan buruk yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke.

Kondisi-kondisi ini seringkali tidak dapat diubah secara langsung, namun dengan pengelolaan yang tepat, risiko stroke dapat diminimalisir.

1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko stroke yang paling umum. Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus dapat merusak dinding pembuluh darah, menyebabkan penyempitan, dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah.

Pembuluh darah yang rusak dan menyempit akan kesulitan mengalirkan darah ke otak, sehingga meningkatkan risiko terjadinya stroke. Selain itu, hipertensi juga dapat melemahkan dinding pembuluh darah, sehingga lebih mudah pecah dan menyebabkan perdarahan di otak.

Untuk mengontrol tekanan darah, penting untuk menjaga gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan rendah garam, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah sesuai resep dokter.

2. Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah, suatu kondisi yang disebut aterosklerosis. Plak ini dapat menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah. Jika gumpalan darah menyumbat pembuluh darah di otak, maka terjadilah stroke.

Selain itu, kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, yang merupakan faktor risiko stroke lainnya.

Untuk menurunkan kadar kolesterol, penting untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Selain itu, berolahraga secara teratur dan mengonsumsi obat-obatan penurun kolesterol juga dapat membantu.

3. Riwayat Keluarga Stroke

Jika ada anggota keluarga dekat yang pernah mengalami stroke, maka risiko Anda untuk mengalami stroke juga meningkat. Hal ini menunjukkan adanya faktor genetik yang berperan dalam meningkatkan risiko stroke.

Selain faktor genetik, riwayat keluarga juga dapat memengaruhi gaya hidup dan kebiasaan makan seseorang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko stroke.

Meskipun faktor genetik tidak dapat diubah, Anda tetap dapat mengurangi risiko stroke dengan mengadopsi gaya hidup sehat.

4. Usia Lanjut

Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami stroke semakin meningkat. Hal ini karena seiring bertambahnya usia, pembuluh darah cenderung menjadi lebih kaku dan lebih mudah mengalami kerusakan.

Selain itu, orang tua juga lebih rentan mengalami penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung, yang merupakan faktor risiko stroke.

5. Fibrilasi Atrium

Fibrilasi atrium adalah jenis gangguan irama jantung yang paling umum. Pada kondisi ini, atrium (ruangan atas jantung) berkontraksi secara tidak teratur dan cepat. Hal ini dapat menyebabkan darah menggenang di dalam atrium dan membentuk gumpalan darah.

Jika gumpalan darah ini lepas dan menyumbat pembuluh darah di otak, maka terjadilah stroke. Untuk mencegah stroke akibat fibrilasi atrium, penting untuk mengontrol tekanan darah, menjaga detak jantung tetap teratur, dan mengonsumsi obat pengencer darah sesuai resep dokter.

Kesimpulannya : 

Stroke adalah penyakit serius yang dapat melumpuhkan dan bahkan mengancam jiwa. Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan tidak mengelola diabetes dengan baik merupakan beberapa faktor risiko utama stroke.

Namun, kabar baiknya adalah stroke dapat dicegah. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan mengontrol tekanan darah serta kadar kolesterol, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena stroke.

Ingatlah bahwa pencegahan stroke adalah investasi terbaik untuk masa depan Anda. Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai risiko stroke, segera konsultasikan dengan dokter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun