Pak Robert sendiri, katanya, selalu diwanti-wanti oleh istri dan keluarganya dari rumah, agar tidak abai terhadap covid-19. Apalagi kondisi Bekasi yang saat itu masih dalam zona merah.
Secara resmi, pelatihan ditutup oleh Plh Dirjen Bina Intala Kemnaker RI, Subandi. Perwakilan kelas yang tampil tiga orang menyampaikan pesan dan kesan diminta untuk bicara tidak panjang lebar dan tidak pula terlalu pendek dan sedikit. Yang penting, kesan dan pesan dari seluruh angkatan ada melalui perwakilan.
"Penutupan pelatihan ini adalah awal dari kerja yang akan dilakukan pengelola BLK Komunitas di tempatnya masing-masing. Teori yang dipelajari, tentu hanya memberikan gambaran. Situasi yang sesungguhnya terletak pada pengelola itu sendiri yang telah menguasai lingkungan dan daerahnya," kata Subandi.
Yang paling terkesan dan menarik, adalah kesan dan pesan dari Bahrul Ulum yang mewakili angkatan X. Dia menyebut, BLK Komunitas jangan melahirkan pengangguran yang bersertifikat. Tampak sekali Kepala BLK Komunitas di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau ini bersemangat mengelola BLK-nya sendiri.
"Mandiri adalah tradisinya orang pesantren," ujar Subandi. Menurut dia, pelatihan kali ini, adalah yang terakhir tahun ini. Dan sekaligus sisa kegiatan yang dilakukan di tengah pandemi covid.
Subandi memberikan apresiasi yang tinggi kepada segenap panitia, instruktut dan peserta yang telah mengikuti pelatihan tersebut. "Semoga kita semua dijauhkan dari dampak virus yang hingga saat ini masih menyelimuti negeri ini, ungkapnya.
Dan tolong juga didoakan, pintanya, seluruh keluarga besar Kemnaker dan peserta baik pelatihan tenaga pelatihan maupun pelatihan instruktur yang terkena covid, agar sembuh dan diberikan kekuatan dan kemudahan oleh Yang Maha Kuasa dalam menghadapi cobaan demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H