Di hadapan banyak orang yang hadir di pondok, Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah spontan saja melemparkan sebuah serban ke Buya Buchari Rauf. Dengan cara melempar itulah tanda seorang anak siaknya yang masih disayanginya. Buya Buchari Rauf langsung melekatkan serban itu dibahunya.
Mungkin Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah mengingatkan Buya Buchari Rauf untuk sering-sering pakai serban. Sebab, meskipun tak bergelar tuanku, kita yang tamat mengaji ini adalah ulama di tengah masyarakat. Kalau ulama, ya sering dan acap memakai pakaian ulama. Salah satunya serban dan kain sarung terutama pada momen ada acara dan kegiatan.
Dan memang Buya Buchari Rauf, satu dari sekian banyak alumni Madrasatul 'Ulum yang jarang pakai sarung dan serban. Dia acap pakai celana. Soal pembangunan fisik pesantren, Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah senang menyuruh Buya Buchari Rauf, sehingga sampai ajal menjelang, Buya Buchari Rauf tetap fokus memajukan pesantren yang didirikan pada 1940 itu.
Tiga tokoh Madrasatul 'Ulum itulah yang mencemplungkan dirinya ke dalam ranah politik di zaman Orde Baru. Mereka aktif di politik, juga memberikan kontribusi positif dengan caranya masing-masing untuk Pesantren Madrasatul 'Ulum.
Kejadian hari ini, adalah bermula dari zaman dulu. Tak behenti di situ, zaman kini, era globalisasi dan era keterbukaan informasi, langkah tokoh dulu itu pun mengalir kepada tokoh saat ini. Yang mengambil jalur PPP, terpilih Masrizal, cucu Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah.Â
Meskipun tak pernah mengaji di Lubuak Pandan, Masrizal cukup mewakili surau inyiak-nya itu. Dan sekarang dia diamanahi sebagai Ketua Harian Yayasan Syekh Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, sebuah yayasan yang baru berdiri menaungi Pesantren Madrasatul 'Ulum.
Masrizal lima tahun di DPRD Padang Pariaman. Yaitu periode 2009-2014. Di samping sebagai politisi PPP yang kurang aktif, Masrizal juga seorang pengacara. Punya banyak jaringan di berbagai daerah di Sumbar. Di tangannya saat ini, pesantren berharap banyak ada masa depan yang cerah untuk kemajuan pesantren.
Yang juga sebagai inspirasi tokoh Lubuak Pandan yang aktif di politik zaman dulu, adalah Tuanku Afredison dan Asrizal Malin Sinaro. Tuanku Afredison aktif di PKB setelah keluar dan tamat di Lubuak Pandan. Pemilu 2019 mengantarkannya ke DPRD Padang Pariaman dari Dapil IV yang meliputi Kecamatan Padang Sago, Patamuan, V Koto Kampung Dalam, V Koto Timur, dan Kecamatan VII Koto Sungai Sariak.
Sementara, Asrizal Malin Sinaro juga berhasil dan terpilih jadi anggota dewan dari sekian banyak saingannya di PKS. Tentunya, bagi Madrasatul 'Ulum ini berkah yang amat luar biasa. Dan memang, Asrizal Malin Sinaro terkenal seorang ustadz aktifis PKS di Kabupaten Agam.
Tinggal bagi santri dan pengelola pendidikan di Madrasatul 'Ulum saat ini. Mau ikut arus politik dan aktifis sosial kemasyarakatan jadi jalan hidup setelah tidak lagi mengaji. Ada guru dan tokoh kita yang bisa kita manfaatkan ilmunya.
Mau aktif mengajar, mengembangkan pendidikan pesantren, ada pula Zainuddin Tuanku Bagindo Basa dan Ja'far Tuanku Imam Mudo yang dinilai berhasil mengembangkan dunia pesantren dan santri.