Wanto Gunawan, seorang engineer AI yang tinggal di Grogol Petamburan, Jakarta, berhasil diterima di DeepSeek AI, startup AI asal China yang tengah menjadi perbincangan dunia. Angin segar ini harus bisa dijadikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Indonesia, terutama yang bergelut di bidang AI dan engineering. DeepSeek AI, yang didirikan oleh jenius Liang Wenfeng pada tahun 2023, telah berkembang pesat dan menjadi pesaing serius bagi raksasa teknologi seperti OpenAI.
Kita coba bahas mengapa seorang engineer lulusan S1 perguruan tinggi Indonesia seperti ITS Surabaya bisa bersaing di kancah global. Walaupun Wanto bukanlah orang Indonesia pertama yang berhasil menembus perusahaan level global, namun menarik untuk membahas bagaimana perjalanan karir dan pribadinya mampu membawanya ke tingkat seperti itu.
Perjalanan Karier Wanto Gunawan
Menurut profil LinkedIn-nya, Wanto Gunawan kini bekerja sebagai Research Scientist di DeepSeek AI sejak Januari 2025 dengan sistem kerja remote. Ia diterima setelah menyelesaikan program S2 di University of Melbourne. Sebelumnya, ia memiliki pengalaman kerja cukup banyak di berbagai perusahaan teknologi, baik di Indonesia maupun luar negeri. Pasca lulus S1 dari ITS Surabaya, ia bekerja sebagai Natural Language Processing Engineer di Prosa AI, startup berbasis di Jakarta (November 2021 - November 2024, 3 tahun 1 bulan). Sebelumnya Wanto berkarya sebagai Software Engineer di PT. Sydeco, Yogyakarta (November 2018 - Oktober 2019, 1 tahun) serta di luar negeri sebagai Business Intelligence Engineer di Prudential Assurance Company, Singapura (Oktober 2017 -- Mei 2018, 8 bulan).
Latar Belakang Pendidikan
Wanto merupakan lulusan dari dua institusi pendidikan ternama di dua negara, yang terakhir ia meraih gelar Master of Engineering (M.Eng) bidang Mechatronics, Robotics, and Automation Engineering dari University of Melbourne (lulus November 2024). Gelar S1 Sistem Informasi didapatnya dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (2013 - 2017) dengan IPK 3,13/4,00.
Menarik untuk membahas nilai IPK yang diraihnya di ITS yaitu 3,13. Nilai itu tidak tinggi untuk ukuran saat ini. Bisa jadi, Wanto adalah mahasiswa yang memiliki kepiawaian teknis tinggi, namun secara akademik tidak menonjol karena perguruan tinggi di negeri kita mewajibkan mahasiswa mengambil banyak mata kuliah yang tidak begitu relevan dengan jurusan intinya.Â
Dari CV yang ditulisnya di LinkedIn, setelah bekerja sebagai karyawan di beberapa perusahaan lokal dan internasional, ia memutuskan untuk mengambil S2 di Australia. Tampaknya, minat di bidang AI dan machine learning yang berkembang selama bekerja di perusahaan Prosa AI menemukan wadah yang sesuai di Melbourne. Pendidikan dan pengalaman kerja yang luas dan mendunia tampaknya menjadi modal utama bagi Wanto untuk bersaing di kancah global.
Aspek Pendukung Karirnya
Berikutnya, hal menarik yang terlihat dari dirinya adalah keterlibatannya di banyak "proyek" yang sebagian dikerjakan dalam tim dan bersifat riset. Keberhasilan Wanto diterima di DeepSeek AI kemungkinan besar tidak lepas dari proyek risetnya di bidang kecerdasan buatan. Sejak November 2024, ia mengerjakan proyek berjudul "Leveraging Numerical and Physical Knowledge for Improved Scientific Deep Learning." Proyek ini bertujuan mengintegrasikan wawasan numerik dan fisik ke dalam deep learning untuk meningkatkan simulasi fisika komputasional.
Metode yang digunakan meliputi Model Transformer dengan Axial Attention, Framework PyTorch, Dataset Lorenz 96, VL 20, dan KS, dan GPU P100 untuk pemrosesan komputasi. Pendekatannya dalam proyek ini memungkinkan peningkatan akurasi, efisiensi, serta mengurangi biaya komputasi dalam simulasi fisika. Sesuatu yang memang menjadi kekuatan DeepSeek AI dalam mendisrupsi dunia AI global. Kontribusi Wanto dalam proyek ini bisa jadi menjadi faktor utama yang membuatnya dilirik oleh DeepSeek AI.
Hal menarik lain, dalam LinkedIn-nya, ia menulis posting yang berbunyi "Learn math, after that code it all. It complete your journey." Kalimat tersebut dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai "Pelajari matematika, setelah itu koding semuanya. Itu akan melengkapi perjalananmu." Maksudnya adalah bahwa dalam perjalanan menjadi seorang AI engineer atau programmer yang handal, memahami matematika adalah langkah fundamental. Setelah menguasai matematika, seseorang dapat menerapkannya dalam pemrograman untuk membangun algoritma, model kecerdasan buatan, atau solusi komputasi lainnya. Dengan menguasai keduanya, seseorang dapat mencapai pemahaman yang utuh dalam bidang ini.
Kita bisa menilai bahwa penulis kalimat tersebut adalah seorang ahli dalam bidang coding karena ia memiliki pemahaman konseptual yang lengkap. Ia menekankan pentingnya matematika, yang merupakan dasar dari banyak konsep dalam ilmu komputer dan AI. Frasa "It complete your journey" menunjukkan bahwa dia memahami perjalanan belajar dalam bidang teknologi, dari konsep dasar hingga implementasi praktis. Secara keseluruhan, kalimat ini mencerminkan pola pikir seorang AI engineer yang menguasai prinsip dasar dan implementasi teknisnya.
Apakah posting itu menjadi faktor dalam rekrutmen oleh DeepSeek AI? Bisa ya, bisa juga tidak. Namun, penting bagi para profesional untuk menulis posting yang mencerminkan siapa dirinya. Jika beruntung, posting-posting sederhana namun bermakna dalam seperti itu bisa jadi penentu dalam rekrutmen.
DeepSeek AI: Startup AI yang Mengguncang Dunia
DeepSeek AI didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng, seorang inovator di bidang kecerdasan buatan. Perusahaan ini berkembang pesat dengan menghadirkan model AI canggih seperti DeepSeek R1 dan V3, yang mampu menyaingi model ChatGPT dari OpenAI dengan biaya jauh lebih rendah.
Sebagai perbandingan, DeepSeek R1 dikembangkan dengan biaya hanya $6 juta, sedangkan GPT-4 milik OpenAI menelan biaya lebih dari $100 juta. DeepSeek menggunakan teknik "mixture of experts" yang hanya mengaktifkan sumber daya komputasi yang diperlukan, sehingga lebih efisien dan hemat energi.
Namun, di atas itu semua, disrupsi terbesar yang dilakukan DeepSeek adalah membuka model AI tercanggih mereka dalam skema open source. Sesuatu yang bahkan tidak dilakukan oleh OpenAI yang memiliki nama "open." Tersedianya model AI DeepSeek yang setara model OpenAI tercanggih versi o1 secara free ke komunitas developer menciptakan "ledakan" jumlah aplikasi berbasis AI dengan kualitas tinggi yang selama ini hanya bisa dilakukan dengan skema berbayar yang mahal.
Keunggulan ini membuat DeepSeek AI menjadi disruptor yang ditakuti di pasar global dengan model AI open source berkinerja tinggi namun tetap efisien dalam penggunaan sumber daya.
Dari sisi rekrutmen talenta, DeepSeek telah berhasil menarik talenta terbaik dari daratan China, terutama Peking University yang disebut sebagai tempat favorit CEO DeepSeek dalam mencari engineer berbakat. Namun, dengan kiprahnya yang makin mengglobal, tampaknya perusahaan ini harus memperluas tim yang dimilikinya agar lebih beragam. Mungkin ini salah satu alasan mengapa Wanto dapat menembus dominasi talenta terbaik Tiongkok di DeepSeek.
Inspirasi bagi Generasi Muda Indonesia
Keberhasilan Wanto Gunawan dalam menembus DeepSeek AI menjadi bukti bahwa talenta Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Ini adalah angin segar bagi generasi muda yang ingin meniti karier di bidang kecerdasan buatan. Namun, untuk bisa maju, penting bagi mereka untuk selalu terbuka dalam belajar dan mengeksplorasi peluang global.
Kisah Wanto membuktikan bahwa dengan keahlian coding yang kuat, pengalaman proyek yang relevan, dan keberanian untuk terus berkembang, anak bangsa bisa berdiri sejajar dengan para inovator dunia. Semoga kesuksesan Wanto dapat menginspirasi lebih banyak talenta Indonesia untuk berkiprah di industri teknologi global!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI